Paling Awal, PKS Umumkan Lima Bacawali Surabaya dari Kadernya
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surabaya, paling awal merilis nama-nama bakal calon Wali Kota Surabaya dan wakilnya.
Ada lima nama bakal calon untuk Pilwali Surabaya 2020, yang diumumkan pada Minggu, 5 Januari 2020. Lima nama tersebut adalah pemenang pemilihan raya (pemira) internal PKS sejak tiga bulan lalu.
Lima nama bacawali dan wakilnya tersebut adalah Ketua DPD PKS Surabaya Ahmad Suyanto, Ketua MPW PKS Jatim Ahmad Jabir, Kabid Kepemudaan DPW PKS Jatim Achmad Zakaria, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti dan Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo.
"Kami bikin Pemira, lalu kami kirimkan ke DPW Jawa Timur. Akhirnya keluar Surat Keputusan (SK) lima nama ini. Ini sesuai perintah DPW (PKS) Jatim, akhirnya kami me-launching lima nama tersebut,” kata Ketua DPD PKS Surabaya Ahmad Suyanto.
Selepas diumumkan, kelima cawali dan bacawali dibebaskan untuk berkomunikasi dengan semua partai politik di Surabaya untuk berkoalisi dan juga mem-branding diri mereka.
"Silakan lima orang ini komunikasi dengan parpol lain. Mereka mau dilamar oleh partai politik lain juga tidak masalah. Kami bisa koalisi dengan siapapun. Baik nasionalis maupun agamis kami terbuka. Insya allah semua bisa bersatu menjalin koalisi,” kata Ahmad Suyanto.
Ia mengatakan, PKS dengan terbuka akan menerima ajakan koalisi partai lain, baik sebagai calon wali kota maupun calon wakil wali kota. Namun, yang didahulukan adalah yang mengajak PKS sebagai calon wali kota.
“Kami akan menjalani hubungan baik dengan siapapun. Bisa koalisi besar, maupun kecil juga tidak masalah, yang terpenting sesuai aturan KPU. Kami tidak ngotot sebagai cawali atau cawawali. Tergantung nanti chemistry-nya seperti apa,” katanya.
Selain menjalin komunikasi dan branding diri dengan partai politik lain, lima orang tersebut juga diperkenankan untuk melakukan kampanye atau sosialisasi terbuka kepada masyarakat Surabaya. Bahkan, tak masalah jika sudah membentuk tim sukses.
“Silahkan untuk mem-branding diri, sosialisasi, kampanye begitu. Kami tidak akan membatasi apapun. Berdasarkan kualitas dan kuantitas semuanya sama, tidak ada yang kami batasi. Asalkan sosialisasinya sebagai bacawali atau bacawawali. Bukan cawali,” ujar Ahmad Suyanto.
Advertisement