Palang Merah Internasional dan PBB Kecam Aksi Penembakan Razan Najjar
Beredar informasi kalau penembak Razan adalah pasukan militer Israel berjenis kelamin perempuan bernama Rebecca.
Ia merupakan anggota dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Namun tidak diketahui nama lengkap dari Rebecca.
Meski beredar kabar kalau Rebecca yang menewaskan Najjar namun hingga kini belum ada konfirmasi resmi kalau dia merupakan pelakunya.
Rencananya militer Israel akan menyelidiki pembunuhan nyata oleh pasukannya itu kepada Najjar.
Meski akan menyelidiki, militer Israel tetap membela diri dengan mengatakan militan Palestina juga menyerang pasukannya di sepanjang perbatasan dengan tembakan dan granat.
Sementara itu dilansir The Guardian, juru bicara Menteri Kesehatan Palestina, Ashraf Al-Qudra, menyebutkan, Najjar masih mengenakan seragam medis saat peluru menembus tepat di dadanya.
Perwakilan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov mengecam arogansi Tentara Israel. Melalui keterangan resmi menyatakan, penembakan Najjar merupakan kejahatan perang.
“Tenaga medis bukan target. Israel perlu mengukur kekuatan sedangkan Hamas harus menahan diri di jalur Gaza,” kata Nickolay dilansir Daily Mail.
Palang Merah Internasional juga menyoroti kematian tragis Najjar sewaktu sedang memberikan pertolongan medis. “Israel melanggar konvensi Jenewa. Menembaki tenaga medis kejahatan perang,” kecamnya.
Ini adalah serangan terburuk sejak perang di Gaza 2014. Serangan itu, diikuti oleh aksi demonstrasi dan bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan sejak 30 Maret 2018 lalu.
Tensi di Jalur Gaza mencapai puncak pada 14 Mei, sebanyak 119 warga sipil Palestina tewas dalam bentrokan dengan Tentara Israel. Warga Palestina protes karena pengalihan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.
Kematian Razan menambah daftar warga Palestina yang tewas oleh peluru Israel, menjadi 123 orang.
Razan adalah wanita kedua yang meninggal dunia. Adapun yang pertama seorang remaja pengunjuk rasa.
Seorang demonstran, Khelad al-Batsh berbicara di pemakaman Najjar kembali membakar semangat warga di Jalur Gaza kembali melanjutkan perjuangan. “Kami bakal keluar dari kepungan Israel dengan aksi damai,” tegasnya.