Pakar Unair: Surat Para Kiai ke PKB Bagus bagi Masa Depan NU
Surabaya: Rencana para Kiai sepuh NU untuk mengirim surat ke DPW PKB soal pencalonan gubernur Jawa Timur mendapat tanggapan positif Aribowo, pakar politik Universitas Airlangga. Menurutnya, ajakan para kiai tersebut bagus bagi masa depan NU dan tradisi NU.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi bocoran surat yang ditandatangani para kiai di Jatim untuk Kstua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar. Surat itu intinya menghimbau PKB –partai yang didirikan para kiai NU—agar melibatkan para kiai dalam menentukan calon gubernur Jatim mendatang.
‘’Surat itu didasarkan atas niat baik dari para kiai bagi kebersamaan warga NU Jatim agar ada dialog antara PKB dan kiai NU untuk menentukan cagub,’’ kata dosen Fisip Unair yang juga pernah menjadi anggota KPU Jatim ini kepada ngopibareng.id, Senin (22/5).
Aribowo berpendapat, surat itu merupakan ajakan orang tua terhadap politisi demi kesatuan dan manfaat warga NU se Jatim. Ia percaya jika ada musayawarah atau dialog, akan berlangsung dinamis karena saat ini tokoh NU semakin heterogin.
Pakar politik yang juga seniman itu melihat bahwa realitas politik NU makin beragam. Berkali-kali, warga NU, politisi NU, dan Kiai NU mengalami benturan kepentingan dan politik dalam pemilu dan pilkada. Benturan itu antara mereka sendiri dan dengan komunitas di luar mereka. Selama ini, hamper mustahil menyatukan mereka dalam formulasi politik.
Realitas politik mereka, lanjutnya, dalam pembelahan. Yakni antara pergelutan kepentingan pribadi, kelompok, saudara, kepentingan kekuasaan, dan koalisi dengan kekuatan lain. Bahkan, hamper setiap isu bisa menjadi perbenturan elit NU.
Ditambahkan, perbenturan, pergelutan dan kompetisi anta relit NU itu dipicu oleh factor terakhir, yakni siapa yang menguasai Jatim bisa menjadi jalan menuju kekuasaan Jakarta. Bahkan, keutuhan NU dicabik-cabik oleh parpol di luar NU dan PKB.
Menurut Aribowo, aspek ini semakin kompleks bagi keutuhan NU Jatim. ‘’Jika membaca realita politik ini, maka surat para kiai itu adalah niat baik, asal nama yang dipilih kelak benar-benar hasil musyawarah antara politisi PKB dengan para kiai,’’ tegasnya.
Seperti diketahui, sejak minggu beredar bocoran surat para kiai sepuh kepada PKB. Untuk menjaga keutuhan NU Jatim, mereka minta PKB melibatkan para kiai dalam menentukan calon yang akan diusung dalam Pilgub 2018 mendatang.
Ketua DPW PKB Jatim Halim Iskandar masih enggan menanggapi isi surat tersebut karena belum menerima secara resmi. ‘’Saya nggak berani komentar karena menyangkut nama-nama kiai yang sangat saya hormati. Kita lihat dulu suratnya,’’ katanya kepada wartawan.
Wakil Gubernur Saifullah Yusuf, salah satu cagub terkuat asal NU yang juga dikenal dekat dengan para kiai juga nggak mau komentar. ‘’Saya no comment dulu. Saya nggak mau komentar terkait surat itu. Saya tunggu dulu lah,’’ katanya.
Yang pasti, niat mengirim surat ke PKB itu dibenarkan Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar. ‘’Kami ingin NU bersatu dalam pilkada Jatim. Sudah saatnya NU memiliki Gubernur Jatim,’’ katanya.
‘’Ya cuma imbauan saja dulu. Agar Pilgub Jatim 2018 nanti, keputusan yang diambil sejalan dengan pemikiran para kiai sebagai rujukan,’’ tambah Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Isknadar. (frd)