Pakar Unair, Cegah Bunuh Diri dengan Peduli Mental Orang Sekitar
Kasus bunuh diri di Indonesia akhir-akhir ini kembali meningkat, tak terkecuali di Surabaya. Salah satu pemicunya karena pemikiran korban yang merasa bahwa tidak ada jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapi dan bunuh diri dianggap sebagai cara mengakhirinya.
Menurut psikolog Universitas Airlangga (Unair), Atika Dian Ariana, lingkungan memiliki peran penting dalam mendukung pencegahan bunuh diri di dunia. Atika mengatakan, untuk mencegah bunuh diri, dalam diri seseorang harus tumbuh kesadaran menjadi pendengar yang baik dan tidak judgmental.
Setiap orang memiliki pemikiran, pengalaman, harapan, dan ketahanan yang berbeda dengan kita. Coba pahami dari sudut pandang korban bagaimana dia memaknai masalah yang terjadi, pada proses ini jauhkan respons yang bersifat judgemental.
“Jauhi respons menghakimi, seperti kamu kurang bersyukur. Itu akan membuatnya merasa bersalah. Selain itu, kita bisa memberikan validasi emosinya. Contohnya dengan kata-kata seperti aku paham itu berat buat kamu,” kata Selasa, 29 November 2022.
Selain itu, tunjukkan bahwa pendengar ini menyimak dengan beberapa cara misalnya dengan mengulang kembali apa yang sudah disampaikan sebelumnya. Berikan penekanan hingga menunjukkan bahwa kamu menyimak setiap ceritanya.
"Sehingga orang yang bercerita merasa lebih nyaman karena mendapat perhatian yang utuh," imbuhnya.
Tambahnya, memberikan pendapat merupakan salah satu usaha membangun jembatan emosional yang bersangkutan. Sehingga sebisa mungkin kita menggunakan bahasa yang tidak menghakimi agar bisa diterima dan disesuaikan dengan posisi orang tersebut.
“Apabila yang curhat ini adalah teman dekat kita, gunakan bahasa yang biasa digunakan atau sesuai yang biasa dilakukan. Artinya tidak perlu menggunakan kata-kata yang menunjukkan bahwa kita lebih mengerti terhadap persoalan ini daripada dia," ungkapnya.
Selain itu kita juga perlu mengenal karakter orang-orang yang curhat. Ketahui bahwa beberapa orang hanya menyampaikan unek-unek-nya saja. Sehingga kita tak harus menyampaikan pendapat atau solusi kita kecuali bila diminta.
Dalam memberikan pendapat yang terpenting adalah jangan memberikan harapan palsu. Terutama penggunaan kalimat. “Semua akan baik-baik saja pada beberapa permasalahan berat. Cobalah membuat pandangan yang objektif dari sudut pandangmu," tandasnya.