Pakar UB: Underpass Karanglo Harus Perhatikan Sistem Drainase
Pakar Transportasi Universitas Brawijaya (UB), Hendi Bowoputro mengatakan pengerjaan underpass di Perempatan Karanglo, Malang, Jawa Timur harus memperhatikan sistem drainase.
Seperti diketahui, jalur underpass ini mulai dibangun PT Jasamarga Pandaan-Malang untuk mengubungkan Jalan Tol Malang-Pandaan (Mapan) ke arah Kota Batu.
Hendi menyebutkan sistem drainase dirasa penting untuk mencegah tergenangnya air di jalur underpass tersebut. Sebab, kawasan Malang diketahui dilalui aliran-aliran sungai besar.
“Jangan sampai drainasenya gagal seperti kejadian di Underpass Solo. Jadi yang perlu diperhatikan sistem drainasenya” kata Hendi, Minggu 13 Januari 2019.
Hendi menjelaskan, Underpass Makamhaji Kecamatan Kartasura Solo dapat menjadi contoh. Sebab, tiap hujan deras, underpass tersebut terdapat luapan air dari aliran sungai di dekat kawasan.
“Harus diperhatikan ketinggian tanahnya dengan sungai di sekitar. Diperkirakan juga jika hujan deras bisa naik berapa tinggi. Hal-hal ini yang harus diperhatikan," bebernya.
Luapan air tersebut berasal dari endapan air di drainase. Jika sistem drainase di jalur underpass tidak berfungsi baik maka dapat mengganggu kelancaran lalu lintas.
Sebagai informasi, underpass merupakan jalur lalu lintas berbentuk terowongan yang dibangun di bawah tanah. Underpass ini dibangun untuk mengurangi kemacetan akibat penumpukan kendaraan.
Rencananya, underpass Karanglo akan dibangun sepanjang 343 meter. Bentang sisi utara (arah Malang) 152 meter, bentangan tengah (persis posisi terowongan) 38 meter dan bentang sisi selatan (arah Surabaya) 153 meter.
Pengerjaan proyek senilai kurang lebih Rp 80 miliar itu terdiri dari dua jalur dengan kapasitas empat lajur. Setiap lajur memiliki lebar 3,5 meter. Proyek ini ditargetkan rampung pada Maret 2019 mendatang. (umr)