Pakar UB Sebut New Normal akan Efektif Jika Ada Sanksi Tegas
Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis dari Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur, Maulina Pia Wulandari menilai bahwa penerapan new normal, atau normal baru bisa efektif asalkan disertai dengan sanksi yang tegas.
"Jika tidak ada sanksi tegas maka peraturan tersebut seolah seperti 'macan ompong'," terangnya pada Kamis 28 Mei 2020.
Adanya sanksi yang tegas dari pemerintah, terang Pia, maka akan membuat masyarakat lebih disiplin dan patuh untuk menjalankan new normal.
"Seperti contohnya penerapan peraturan pemakaian seragam di sekolah. Semua murid patuh karena ada sanksi tegas yang mengatur," tuturnya.
Sanksi yang tegas, kata Pia, diperlukan oleh pemerintah untuk membuat masyarakat Indonesia disiplin. Menurutnya, kultur masyarakat Indonesia belum bisa disiplin jika tidak ada penerapan sanksi.
"Di Indonesia masyarakatnya belum memiliki tingkat kesadaran dan disiplin yang tinggi," jelasnya.
Selain itu, yang tak kalah penting adalah menyadarkan masyarakat akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan saat new normal nanti seperti rajin mencuci tangan, memakai masker dan menjaga daya tahan tubuh.
Hal itu bisa dilakukan dengan cara sosialisasi yang dikemas dengan kearifan lokal setempat, semisal melalui pertunjukan kesenian wayang bagi masyarakat tradisional di daerah. Sedangkan untuk masyarakat di kota bisa melalui sosial media.
"Agar konsep new normal bisa diterima masyarakat, maka sosialisasinya harus disesuaikan dengan kondisi demografis mereka. Sosialisasi pada masyarakat desa tentunya bisa dilakukan dengan wayang. Dan sosialisasi masyarakat perkotaan bisa dilakukan lewat media sosial. Sedangkan untuk remaja (sosialisasi) bisa lewat tokoh idola dan panutan mereka," tutup Pia.
Advertisement