Pakar Tawarkan Dua Solusi Hilangkan Bau Sampah di GBT
Bau sampah di TPA Benowo yang menyengat sampai Stadion Gelora Bung Tomo masih menjadi permasalahan yang cukup berat untuk ditangani jelang Piala Dunia U-20 2021.
Untuk mengatasi masalah yang sudah ada sejak beberapa tahun itu, pakar Teknik Lingkungan Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, Edi Sujana menyebut ada dua solusi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Pertama, dengan menggunakan sistem buffer zone di sekitar TPA dengan penanaman pohon yang bisa tumbuh tinggi, rapat, dan memiliki daun yang rimbun.
"Pohon bambu yang tinggi dan mempunyai banyak daun, dipercaya bisa memecah konsentrasi bau. Kelemahannya, nunggu pohon tinggi butuh waktu yang agak lama, meski bambu dianggap lebih cepat tumbuh dibanding tanaman lain," kata Edi.
Buffer zone ini direncanakan akan mulai diterapkan oleh Pemkot Surabaya, dan santer terdengar akan menambah lahan yang khusus diperuntukkan sebagau buffer zone seluas 35 hektare.
Edi mengatakan, rencana tersebut sangat baik karena memang di setiap TPA harus ada buffer zone untuk menghalangi atau mengurai bau sampah.
Sedangkan solusi kedua adalah dengan menggunakan sistem gasifikasi yang digunakan untuk membakar sampah non-organik dengan suhu panas lebih dari 800 derajat.
"Gasifikasi itu masih coba-coba sebenarnya, tapi rencananya semua sampah itu akan masuk gasifikasi. Kalau masuk 1.000 ton saja sehari itu mantap banget. Tapi yang dimasukkan jangan sampah organik, karena itu bisa dijadikan kompos. Sampah yang dimasukkan nanti seperti sampah plastik dan sebagainya," katanya.
Sebelumnya, masalah bau ini disoroti oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang mencium aroma busuk sampah dari TPA Benowo yang berhembus masuk ke GBT.
Tak hanya Khofifah, seorang Bonita bernama Yasmin juga merasakan hal yang sama ketika sore hari. "Kalau sore ancen mambu Mas," akunya.
Pemkot tak punya banyak waktu untuk mengatasi masalah ini sebelum perhelatan Piala Dunia U-20 2021 digelar. Jika tidak, persoalan bau sampah ini bisa menggangu penonton dari berbagai negara yang akan menyaksikan pertandingan di GBT.