Pilih PSBB, Pakar Unair Sebut PPKM Tak Efektif
Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga (Unair), dokter Windhu Purnomo menilai, Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan saat ini kurang efektif dibandingkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Surabaya raya dan Malang raya waktu PSBB cukup ketat, artinya aktivitas yang non esensial tidak boleh dijalankan, kecuali yang berhubungan dengan kebutuhan pokok dan kesehatan masih boleh dijalankan. PPKM ini tidak efektif dibandingkan dengan PSBB yang dulu," kata Windhu, Jumat, 22 Januari 2021.
Windhu mengatakan, pembatasan yang diberlakukan saat ini hampir tidak sesuai dengan namanya. Sebab kegiatan non esensial tetap boleh dilakukan.
"Pembatasan yang dulu ketat saja kurang efektif, apalagi sekarang hanya ngerem sedikit. Sekarang tertutup dengan berita vaksin, jadi orang tidak meghiraukan. Dulu juga sweeping masih ketat, sekarang hanya sesekali," ujarnya.
Menurutnya, penambahan kasus Covid-19 di Jawa Timur saat ini juga dipegaruhi oleh tingkat kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan yang mulai melorot.
Penerapan 3M seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus tetap dilakukan oleh masyarakat. "Sekarang hanya 50 persen masyarakat yang masih disiplin prokes," imbunya.
Ia pun mengimbau, pemerintah untuk melakukan pembatasan pergerakan keluar masuk masyarakat. Karena virus itu hanya bisa diputus rantai penularannya kalau ada pembatasan pergerakan dan pembatasan interaksi. "Jangan hanya nama aja, kalau nggak sungguh-sungguh lebih baik tidak ada PSBB atau PPKM," tandasnya.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah untuk lebih gencar lagi dalam melakukan testing dan tracing, sehingga kasus yang ada di bawah permukaan cepat teratasi serta menghentikan penularan.