Pakar Sebut Penyebab Keracunan Diduga Kualitas Daging Rusak
Puluhan warga Kalilom Lor Indah Seruni II, Kali Kedinding, Kenjeran, Surabaya keracunan massal. Gejalanya mual, muntah, pusing hingga diare. Keracunan massal tersebut diduga akibat menyantap berbagai macam olahan daging kurban saat Idul Adha, Kamis 29 Juni 2023.
Salah satu warga yang mengalami gejala keracunan, yakni Ali menduga hal tersebut terjadi karena daging kambing dan sapi kurban dimasak secara bersamaan.
"Biasanya daging sapi dan kambing dimasak sendiri-sendiri atau terpisah, tapi kemarin itu dimasaknya secara bersamaan. Kemungkinan karena itu tapi saya juga tidak bisa memastikan," kata Ali ditemui Ngopibareng.id di rumahnya, Sabtu 1 Juli 2023.
Menanggapi kasus keracunan massal daging kurban, Annis Catur Adi Ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, daging sapi dan kambing yang dimasak bersamaan tidak berpotensi menimbulkan keracunan saat dikonsumsi.
"Antara komposisi daging sapi dan kambing relatif sama. Hanya yang jelas berbeda adalah kandungan lemak dan aromanya. Tapi komposisinya sama," papar Annis.
Menurutnya, penyebab keracunan kemungkinan adannya daging yang sudah dalam keadaan rusak. "Mungkin penyebabnya bukan karena komposisi tapi karena diantara salah satu itu dagingnya sudah agak rusak," terangnya.
Annis menjelaskan, daging protein tinggi seperti sapi dan kambing memiliki sifat mudah busuk. Daging sapi dan kambing yang dibiarkan selama enam jam dari waktu menyembelih, tanpa ada pengolahan bisa mengalami pembusukan.
"Apalagi kalau penanganan tidak higienis akan mempercepat pembusukan protein. Cirinya baunya tidak sedap," tambahnya.
Daging kambing lebih cepat membusuk apabila tidak segera ditangani setelah disembelih. Apalagi sering kali penyembelihan dilakukan di tempat-tempat yang kurang higienis.
"Daging kambing antara enam sampai 10 jam dibiarkan pasti rusak, kalau tidak ditangani dengan baik. Apalagi saat penyembelihan seringkali pemotongan kurang higienis, kadang masih ada cairan kemudian habis disembelih tidak ditaruh tempat higienis, bisa membuat bakteri tumbuh," jelas AnnisJ.
Selambat-lambatnya setelah hewan kurban dua jam disembelih daging harus segera disalurkan. Seperti standar yang diberlakukan di Rumah Potong Hewan (RPH).
Meski demikian, Annis tidak menyarankan daging sapi dan kambing dimasak secara bersama-sama. Sebab, jika ada penurunan komposisi disalah satu jenis daging tidak mempengaruhi lainnya.
"Sebaiknya masaknya juga tidak dicampur karena kualitas daging yang berbeda. Mungkin daging satunya lebih baik dan satunya kurang baik, kalau dicampur jadi timbulnya keracunan karena mikroba yang biasa hidup di pangan hewani atau protein," tandasnya.
Advertisement