Pakar Nuklir Terbunuh, Iran Sampaikan Sikap Tegas ke PBB
Terbunuhnya Mohsen Fahrizade, seorang fisikawan nuklir Iran, menyisakan ketegangan dunia. Pakar nuklir itu, memimpin pusat penelitian di bawah Kementerian Pertahanan Iran.
Perwakilan Tetap Iran di PBB Majid Takht-Ravanchi menyampaikan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan PBB.
Dalam suratnya yang diperoleh TASS, Takht-Ravanchi mengklaim bahwa Teheran berhak mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingannya dalam situasi saat ini.
"Sementara memperingatkan AS dan Israel terhadap tindakan oportunistik apa pun terhadap negara saya, terutama dalam sisa masa pemerintahan AS saat ini, Republik Islam Iran berhak untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan kepentingannya," kata surat itu, seperti dikutip dari TASS, Sabtu 28 November 2020.
Diplomat tersebut juga menggarisbawahi bahwa ada "tanda-tanda serius yang menunjuk pada tanggung jawab Israel" dalam pembunuhan Fahrizade, yang bertujuan memperumit perkembangan teknologi dan ilmiah Iran.
Iran mengharapkan Sekretaris Jenderal PBB untuk secara tegas mengutuk insiden tersebut dan untuk mengambil "tindakan yang diperlukan terhadap para pelakunya," kata Takht-Ravanchi.
Sebelumnya pada hari Jumat, kantor berita Fars melaporkan bahwa ilmuwan Iran diserang di dekat kota Damavand di Provinsi Teheran.
Belakangan, Kementerian Pertahanan Iran mengonfirmasi bahwa ilmuwan itu terluka dan meninggal di rumah sakit.
Menurut kantor berita ISNA, komandan Angkatan Darat Iran Sayyed Abdolrahim Mousavi mengklaim bahwa Israel dan AS terlibat dalam pembunuhan itu
Sikap PBB
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan kawasan Timur Tengah untuk menahan diri menyusul pembunuhan Mohsen Fahrizade, seorang fisikawan nuklir, yang memimpin pusat penelitian di bawah Kementerian Pertahanan Iran, menurut wakil juru bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan.
"Kami mencatat laporan bahwa fisikawan nuklir Iran dibunuh hari Jumat di dekat Teheran. Kami menyerukan untuk menahan diri dan mendesak untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan di kawasan itu," kata Haq, seperti dikutip dari TASS, Sabtu 28 November 2020.
Sebelumnya pada hari Jumat, kantor berita Fars melaporkan bahwa ilmuwan itu diserang di dekat kota Damavand di provinsi Teheran. Belakangan, Kementerian Pertahanan Iran mengonfirmasi bahwa ilmuwan itu terluka dan meninggal di rumah sakit.
Menurut kantor berita ISNA, komandan Angkatan Darat Iran Sayyed Abdolrahim Mousavi mengklaim bahwa Israel dan AS terlibat dalam pembunuhan itu.
Advertisement