Pakar Muhammadiyah Beri Tips Penuhi Gizi Saat Puasa Ramadhan
Menjelang puasa Ramadhan, ahli gizi RSPKU Muhammadiyah Cepu, Dicky Nurwahyu Febrianto, memberikan tips mencukupi kebutuhan kalori, dari berbuka sampai dengan sahur. Pengaturan waktu makan juga harus diperhatikan.
“Saat kita berbuka puasa tentunya tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, agar tidak terjadi gangguan pencernaan,” ungkapnya, pada Ngopibareng.id, Rabu 23 Maret 2022.
Dicky menyarankan, untuk mengonsumsi makanan yang mudah diserap oleh tubuh. Sehingga energi yang hilang saat seharian berpuasa dapat tergantikan. “Misalnya dengan 3-5 kurma dan segelas air putih,” ujarnya.
Selain memang kurma tidak terlalu besar kalorinya, kurma juga mudah dicerna dan mengandung kalium serta magnesium yang dibutuhkan untuk pemulihan kondisi tubuh. “Sehingga kami akan kembali segar, tidak lemas lagi dan siap untuk menjalani aktivitas,” ungkap pria ramah ini.
Di menjelaskan, makanan manis dalam jumlah yang diatur, sangat dianjurkan saat buka puasa. Karena, menurut dia, karbohidrat sederhana lebih cepat dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh. Untuk menggantikan cadangan glukosa darah yang terpakai selama berpuasa. “Misalkan satu mangkok kecil kolak pisang dan lainnya,” jelasnya.
Beberapa saat setelah salat Maghrib, lanjut dia, makan utama boleh dikonsumsi. Dengan tetap memperhatikan komposisi gizi seimbang yang tepat. Yaitu sumber karbohidrat, protein, lemak, serta mencukupi vitamin dan mineral.
“Bisa dalam satu piring itu terdapat nasi (sumber karbohidrat), telur (sumber protein hewani), tempe (sumber protein nabati), lemak biasanya terdapat dalam minyak goreng dan santan, sayuran (sumber mineral dan serat), dan buah (sumber vitamin dan serat),” tandasnya.
Untuk porsi atau jumlahnya dalam sehari, tentu disesuaikan kebutuhan tubuh masing-masing. Selain dari segi komposisi gizi pada makanan, juga harus memperhatikan kebutuhan cairan agar tidak terjadi dehidrasi. “Minimal 8 gelas air atau setara dengan 2 liter air mineral. Bisa kita konsumsi antara waktu buka puasa hingga sahur,” kata dia.
Dia menambahkan, saat sahur juga menjadi hal yang sangat penting. Sebisa mungkin dalam menyediakan menu sahur, lanjut dia, jangan sekadar praktis dan mengenyangkan sesaat. Komposisi makanan sebaiknya kurang lebih sama dengan makan utama. “Asupan karbohidrat kompleks yang didapatkan dari nasi, nasi merah, ubi, bihun, atau lain sebagainya, sangat dibutuhkan agar tubuh memiliki cadangan energi saat berpuasa,” tuturnya.
Selain itu, sebaiknya mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah dengan kandungan serat yang tinggi. Agar membantu memberikan rasa kenyang yang lama.
Lalu makanan atau minuman apa yang perlu dibatasi selama menjalankan ibadah puasa, menurut Dicky, di antaranya makanan yang diolah dengan digoreng. Karena lemak dalam minyak goreng, termasuk zat yang sulit dicerna tubuh. Makanan yang berbumbu tajam dan merangsang. Contohnya, terlalu pedas dan terlalu asam. Tentunya dapat mengganggu saluran pencernaan, apalagi dalam kondisi perut kosong.
Kopi dan teh, sambung Dicky, juga perlu dibatasi. Kafein dalam kopi dan teh memang membuat sensasi segar pada tubuh, namun ia punya efek samping.
Minum minuman berkafein tinggi akan mempercepat metabolisme tubuh sehingga mempercepat rasa haus. Sedang kandungan tanin yang tinggi pada teh juga kurang baik bagi lambung. Tanin bisa menyebabkan iritasi pencernaan, apalagi pada saat perut kosong.
Selain itu, juga perlu membatasi makanan yang terlalu asin. Kandungan garam tinggi pada makanan asin menjadi penyebab seseorang mudah terserang dehidrasi. Garam bersifat menyerap air sehingga membuat lebih mudah haus.
“Semoga bermanfaat. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi umat muslim. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa ditahun ini dengan lancar. Salam sehat selalu,” pungkasnya.