Pakar ITS Usulkan Solusi Atasi Banjir di Terminal Bungurasih
Hujan deras yang mengguyur kawasan Sidoarjo dan sekitarnya beberapa hari terakhir membuat banjir di kawasan Waru. Banjir tersebut bahkan tak kunjung surut hingga berhari-hari, seperti yang terjadi di Terminal Bungurasih. Titik banjir juga merendam kawasan sekitar Bungurasih, juga termasuk di Wage, dan Pepelegi.
Banjir yang terus terjadi di wilayah tersebut dapat berdampak pada sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat. Dosen Teknik Sipil ITS, Muhammad Hafiizh menjelaskan, akibat banjir yang terus terjadi warga bisa mengalami dampak dari segi sosial, ekonomi bahkan kesehatan. "Dari segi sosial dampaknya mungkin kemacetan dan sulit kemana-mana karena banjir. Kalau macet dampaknya bisa ke ekonomi, jam kerja dan pekerjaannya terganggu," katanya Selasa, 13 Februari 2024.
Selain itu, kawasan Bungurasih adalah kawasan padat penduduk, sehingga jika terus-terusan banjir akan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar juga. "Kalau berimbas pada kesehatan efeknya bisa lebih lama dari efek sosial lain, seperti kemacetan," jelasnya.
Ditanya mengenai penyebab banjir, Hafiizh mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang mengakibatkan banjir. Pertama adalah curah hujan tinggi, kedua saluran air yang tertutup sampah atau enceng gondok. Prinsipnya terjadi banjir atau genangan, apabila sungai tidak bisa menahan debit, air akan meluap ke kanan dan kirinya. "Tinggal dicari tahu, kenapa sungai sampai meluap, karena saluran tertutup sampah atau hal lainnya," imbuhnya.
Faktor ketinggi dataran juga bisa mempengaruhi terjadinya banjir di Terminal Bungurasih. Jika dilihat dari topografi, letak Bungurasih lebih rendah dari aspal jalan raya. Sementara air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
"Ini juga faktor (terjadinya banjir), dari topografinya tidak bisa dihindarkan karena letak terminal lebih rendah dari jalan raya. Saluran di stasiun akan dibuang ke sungai, tapi jika sungainya buntu dan tinggi maka air akan meluap dan terjadi banjir. Nah, kenapa sungai tidak maksimal? bisa karena sampah atau enceng gondok," paparnya.
Menurutnya, penanganan darurat yang bisa dilakukan agar banjir di Bunguasih tak terjadi, dengan cara melakukan normalisasi sungai dengan mengetahui penyebabnya. Jika saluran air tidak maksimal karena sampah atau enceng gondok, bisa dilakukan pembersihan dulu.
"Kedua untuk masalah topografi, yakni letak kawasan Bungur yang lebih rendah dari jalan raya sehingga air akan mengantre untuk masuk ke saluran air saat hujan deras, bisa dilakukan pemompaan. Setiap dinas saya rasa punya pompa portable yang biasanya dioperasikan dengan mobil," tandasnya.
Advertisement