Pakar Imunisasi: Distribusi Vaksin Covid-19 Tahan hingga 6 Bulan
Hadirnya vaksin Covid-19 masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Pemerintah terus berbagi informasi tentang perkembangan vaksin Covid-19 dari berbagai sumber terpercaya. Juru Bicara Pemerintah dokter Reisa Broto Asmoro kembali mengedukasi masyarakat tentang proses pendistribusian, pemberian, hingga penyuntikan vaksin.
Penjelasan tersebut disampaikan melalui dialog singkat bersama pakar Imunisasi, dokter Elizabeth Jane Soepardi, yang dipblikasikan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Selasa 1 Desember 2020.
Dalam dialog tersebut, Elizabeth Jane Soepardi menyampaikan bahwa PT Bio Farma selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang bertugas untuk memproduksi vaksin Covid-19. Pihaknya sudah berpengalaman dalam mendistribusikan vaksin hingga ke pelosok Indonesia.
Melalui pabrik vaksin Bio Farma di Bandung sudah mempunyai armadanya berikut jejaring yang akan mendistribusikan vaksin untuk penerimanya. "Kita sudah punya depo-depo vaksin. Provinsi sudah punya cold room, itu lemari es yang besar sekali yang bisa menyimpan vaksinnya untuk 3 bulan sampai 6 bulan," jelas Elizabeth Jane Soepardi.
Cold room tersebut menyimpan vaksin pada suhu terjaga, berkisar 2 derajat sampai dengan 8 derajat celcius untuk vaksin sensitif beku (tidak boleh beku). Lalu, untuk penyimpanan vaksin yang sensitif panas, dijaga pada suhu minus, yaitu berkisar antara -15 derajat hingga -25 derajat.
Menurut Elizabeth Jane Soepardi, Bio Farma secara bertahap akan mengirim vaksin Covid-19 ke tingkat kabupaten, selanjutnya didistribusikan ke rumah sakit hingga puskesmas. Untuk menjamin kualitas vaksin saat pendistribusian, vaksin yang sudah dikeluarkan dari "lemari es" akan dibawa menggunakan tempat sementara yang disebut vaccine carrier.
"Alat ini untuk mengirim vaksin dari puskesmas ke posyandu atau tempat pelayanan imunisasi lainnya. Vaccine carrier dapat mempertahankan suhu yang dibutuhkan vaksin saat dalam perjalanan. Itu (tempat sementara) ada seperti boks. Lemari es vaksin tidak sama dengan lemari es makanan yang biasa," terangnya.
Elizabeth Jane Soepardi juga menambahkan, ketika vaksin sudah siap untuk diberikan ke masyarakat, pemberian layanan sebaiknya sudah dijadwalkan waktu dan tempat pelaksanaan imunisasi.
"Sehingga pada waktunya nanti, pemberi layanan dan yang dilayani itu ketemu. Teratur, tempatnya dimana, waktunya kapan dan siapa yang bekerja disitu, dan siapa yang datang. Itu yang ideal," tandasnya.
Penjadwalan ini penting agar pelaksanaan imunisasi berlangsung cepat mulai dari pelayanan hingga saat petugas memberikan layanan. Maksimum dalam memberikan layanan itu untuk 1 orang selama 10 menit. Dari mulai penerima vaksin itu datang, mendaftarkan diri, pelayanan hingga saat meninggalkan tempat imunisasi.
"Untuk itu, masyarakat diminta untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menghadirkan vaksin Covid-19 yang terjangkau dan berdaya manfaat tinggi," pesan Elizabeth Jane Soepardi.
#ingatpesanibu patuhi protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun lalu bilas dengan air bersih yang mengalir selama 20 detik, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#ingatpesanibupakaimasker
#ingatpesanibujagajarak
#ingatpesanibucucitangan
#pakaimasker
#jagarak
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitangan
#cucitangandengansabun