Pakar: Hewan Sembuh PMK Bisa Sebarkan Virus, Ini Pencegahannya
Pakar menyebut hewan ternak yang terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat cepat disembuhkan. Akan tetapi, hewan yang sudah sembuh tersebut masih berkemungkinan menyebarkan virus.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh, DTAPH dari Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Mustofa Helmi Effendi.
Juru bicara satuan tugas (satgas) penanganan PMK FKH UNAIR itu mengatakan, sebenarnya virus PMK merupakan virus yang mudah dimatikan dengan pH rendah, pH tinggi, dan juga dengan disinfektan.
Meski demikian, kata Helmi, virus PMK memiliki kemampuan penyebaran yang sangat cepat. “Kemampuan virus ini morbiditasnya hampir 100 persen,” kata Helmi, Minggu, 15 Mei 2022.
Helmi mengatakan, hewan yang sudah dinyatakan sembuh dari PMK masih mampu menghasilkan virus dan menularkan pada hewan lain yang belum pernah terinfeksi virus PMK.
Oleh karena itu, Helmi mengimbau agar tak memindahkan hewan ternak yang sudah sembuh PMK ke daerah lain. Agar tidak ada penyebaran virus di daerah lain yang belum terkena PMK.
“Jadi jangan pernah sapi yang sudah sembuh ini dikeluarkan dari daerahnya itu menuju daerah lain yang belum terjadi outbreaks maka akan terjadi outbreaks di daerah lain yang didatangi sapi itu,” jelasnya.
Selain itu, Helmi mengingatkan peternak rutin menyemprotkan disinfektan di kandang yang belum terserang PMK setiap 4 hari sekali. Ia juga mengimbau agar orang yang masuk ke kandang selalu menggunakan APD. “Dikhawatirkan orang itu membawa virus dan dapat menularkan pada hewan ternak,” ucapnya.
Selanjutnya, Helmi menjelaskan bahwa vaksinasi pada hewan ternak untuk menghindari penyebaran PMK sebaiknya menggunakan virus lokal. Penggunaan virus lokal tersebut memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Menurutnya, virus lokal yang digunakan untuk vaksinasi harus berasal dari daerah yang sama.
“Kita tampung sebanyak-banyaknya virus lokal, misalnya dari Jawa Timur aja karena virus lokal yang ada di Aceh dan Jawa Timur mungkin berbeda,” jelasnya.
Prof Helmi juga menuturkan vaksinasi sebaiknya ditujukan di daerah terserang PMK untuk kandang yang masih sehat atau belum terserang. Karena kandang tersebut berdekatan dengan kandang terserang dan kemungkinan untuk tertular besar.