Pakar: Feeder di Surabaya akan Berhasil Bila Perhatikan Tarif
Pemkot Surabaya akan segera meluncurkan kendaraan pengumpan atau biasa disebut feeder. Hal ini pun mendapatkan tanggapan dari pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Ir. Machsus, ST.
Menurutnya, adanya feeder bisa menjadi pertimbangan angkutan bagi masyarakat di tengah naiknya BBM saat ini.
"Bila banyak opsi angkutan umum yang ditawarkan ke publik, secara perlahan bisa menarik minat masyarakat untuk beralih ke transportasi umum," katanya Selasa, 28 Februari 2023.
Machsus mengatakan, hal tersebut akan terealisasi bila Pemkot Surabaya juga menawarkan kemudahan akses, serta tarif yang terjangkau.
"Pemkot harus benar-benar menghitung tarif yang akan dipatok. Perhitungannya ongkos kendaraan jadi penting, itu harus diperhatikan," terangnya.
Artinya, ungkap Machsus, naik kendaraan umum harusnya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Lanjutnya, bila sebaliknya perbandingan tarif feeder dengan kendaraan pribadi hampir sama, maka masyarakat tidak akan tertarik.
"Mengenai tarif harus dipikirkan konsep tarif terintegrasi antara dengan angkutan lain, seperti Suroboyo Bus. Akan lebih efektif bila feeder tarifnya lebih murah," ujar Machsus.
Selain tarif, ungkapnya, rute dan kenyamanan angkuatan juga mempengaruhi ketertarikan masyarakat menggunakan angkutan pengumpan tersebut.
"Pastinya pemerintah harus berorientasi kepada pelanggan, masyarakat. Bila bisa seperti itu, masyarakat akan berpindah," tambahnya.
Sebelumnya, Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengumumkan bahwa feeder akan diluncurkan pada minggu ini.
Di samping itu, Pemkot Surabaya sudah menetapkan lima rute feeder, yakni Park and Ride Jalan Mayjend Sungkono ke Jalan Embong Wungu, Terminal Benowo ke Jalan Tunjungan, Jalan Penjaringan Sari ke Jalan Gunung Anyar, Puspa Raya ke Jalan HR Muhammad, dan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) ke Jalan Kedung Asem.