Pakar Epidemiologi Unair Minta Masyarakat Waspada Varian MU
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani meminta masyarakat dan pemerintah tetap waspada pada varian baru Virus Covid-19, terutama varian MU B1621.
Varian MU B1621 ditemukan kasusnya di Kolombia, pada 30 Agustus lalu. Virus ini sempat membuat World Health Organization (WHO) memasang ancang-ancang dan memberikan peringatan supaya waspada, meskipun belum diketahui risiko penularannya.
"Sampai saat ini memang belum ditemukan varian MU dari hasil Whole Genum Sequencing (WGS) isolat Indonesia. Akan tetapi, masyarakat dan pemerintah perlu mewaspadainya akan penularan dan tingkat risiko Covid-19," ungkap Laura.
Dia menyarankan, agar pemerintah segera melakukan pencegahan masuknya varian virus baru Covid-19 dari luar negeri atau kasus impor.
“Untuk kasus varian MU yang ditemukan saat ini di dunia belum melebihi varian Delta. Walau pun MU sudah dinyatakan sebagai Varian of Interest (VOI) oleh WHO. Dan masih diselidiki, apakah karakteristik dari MU ini bisa escape dari antibodi hasil vaksin atau tidak,” jelas Laura.
Di samping itu untuk pencegahannya, Laura mengungkapkan, masih sama dengan varian-varian virus sebelumnya. Yakni menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, jaga jarak, mencuci tangan, dan menunda bepergian untuk sementara waktu.
Sementara itu, anggota Satgas Covid-19 RS Unair Surabaya, Wiwin Is Effendi menjelaskan, virus Covid-19 memiliki tiga golongan, diantaranya varian Covid-19 golongan VOI, Varian of Concern (VOC), dan Varian of High Consequence (VOHC). Covid-19 yang masuk golongan VOI, artinya virus yang masih dalam penelitian para ahli. Apakah varian tersebut berbahaya atau tidak.
"Sedangkan golongan VOC ini sudah dianggap sebagai virus yang mengancam, seperti halnya Covid-19 varian Delta dan Lamda," kata Wiwin.
“Nah yang varian MU itu kan baru ya, sekitar 30 Agustus 2021. Kalau ini sifatnya masih VOI, sejauh ini masih bisa ditangkal dengan vaksin,” imbuhnya.