Pakar Epidemiologi Sarankan PTM Gunakan Aplikasi PeduliLindungi
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah berlangsung di sebagian daerah zona hijau. Kondisi serupa juga terjadi di Surabaya. Di mana PTM sudah berlangsung meskipun belum 100 persen.
Mengenai pelaksanaan PTM, Dr. Windhu Purnomo, dr., M.S dalam webinar yang diselenggarakan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), memberikan saran agar ada penilaian dan assesment secara rinci apakan sekolah sudah siap terhadap pelaksanaan PTM.
"Selain itu juga dilakukan upaya lebih kesiapan gurunya, sarana prasarana, edukasi, dan tidak kalah penting adalah pemantauan rutin/harian terhadap faktor resiko, dan surveilans (tracing dan testing) terhadap siswa/keluarganya yang sakit," ujar pakar Epidimiologi ini.
Dia juga menyarakan, agar seluruh sekolah segera menggunakan aplikasi PeduliLindungi, sehingga nanti memakai QR Code dan yang terdeteksi hitam(sakit) maupun merah (belum vaksin) untuk tidak mengikuti PTM.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi dilakukan untuk mencegah penularan pada anak-anak. Apalagi aplikasi tersebut sudah umum digunakan di mal atau pusat perbelanjaan hingga bioskop.
"Meskipun angka Covid-19 sudah turun, namun kita tidak boleh lengah karena angka kematian di Idonesia masih tinggi. Penularan juga bisa terjadi di anak-anak," paparnya.
Windhu menjelaskan, anak-anak memang lebih aman dalam resiko kematian, namun dalam hal penularan sama saja dengan orang dewasa. Untuk itu potensi penularan pada anak tetap harus diperhatikan.
Lanjutnya, karena pergerakan virus itu linier dengan pergerakan manusia, maka perlu diwaspadai sebab inang virus adalah manusia itu sendiri.
"Kita sempat mengalami serangan cukup tinggi pada elombang kedua yang 94 persen berasal dari varian Delta. Sekarang kita menghadapai kondisi landai. Untuk itu kita harus tetap memperbaiki prilaku keluarga di rumah, disekolah, karena tidak hanya anak didik saja yang berisiko tertular, tapi juga keluarga di rumah dan tenaga pendidik," tutup Windhu.