Pakar Ekonomi Unair Optimis, Resesi 2023 Bisa Tak Terjadi
Pakar ekonomi optimis resesi tahun 2023 mungkin tidak akan terjadi di Indonesia. Hal ini diungkapkan menyusul adanya ancaman resesi tahun depan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair, Prof Dian Agustia mengatakan, resesi ditahun depan bisa saja tidak terjadi. Bila melihat perkembangan ekonomi dunia saat ini.
"Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini lebih baik dibandingkan tahun 2008-2009. Lalu Jerman dan negara Eropa lainnya mampu melakukan penghematan energi gas dan menjaga persediaan gas domestik sampai 95 persen pada November 2022," kata Prof Dian ditemui dalam acara Sarasehan Alumni FEB Unair beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hal ini merupakan pertanda baik. Kendati demikian, ia tetap meminta masyarakat Indonesia tetap waspada. "Mengapa demikian? saya pribadi menangkap gejala lain yang perlu kita waspadai bersama, yaitu gejala perlambatan ekonomi," jelas Prof Dian.
Kekhawatirannya ini bukan tanpa alasan. Sebab, terkait kinerja ekspor Indonesia pada bulan Oktober 2022 tercatat 12,3 persen lebih lambat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Selain itu, lanjut Dian, import barang modal yang merupakan cerminan investasi juga melambat. Ia pun mengamati, apabila pembelian mesin dan barang modal sudah mulai berkurang. Bisa jadi dalam enam bulan ke depan investasi akan mengalami penurunan juga. "Di samping itu, kurang terintegrasinya kita dengan perekonomian global juga dapat menghambat perkembangan ekonomi kita," terangnya.
Hal senada juga diungkapkan, Ketua IKA FEB Unair sekaligus Bupati Gresik, Fandi Ahmad Yani. Bahkan, Gus Yani sapaan akrabnya optimis menghadapi ancaman resesi dengan senyuman.
Apalagi di daerahnya Gresik, ia yakin dengan adanya pembangunan proyek-proyek fasilitas pemurnian (smelter) tembaga baru PT Freeport Indonesia (PTFI) akan semakin menopang ekonomi Jatim dan Nasional.
Menurutnya, ketika proyek tersebut berjalan akan terjadi hilirisasi yang berdampak bukan hanya untuk warga Gresik, tapi Jatim.
Soal penyerapan tenaga kerja, Gus Yani berkomitmen 60 persen tenaga kerja akan diisi oleh warga Gresik dan sisanya berasal dari wilayah sekitar. Terakhir, ia pun optimis dan percaya diri dalam menghadapi resesi, khususnya untuk daerah Gresik.
"Saya masih percaya diri. Dalam artian kita boleh melihat suatu perencanaan yang baik, tapi kekhawatiran kita tidak boleh kalah menghadapi resesi. Pangan kita surplus," tandas Gus Yani ditemui di tempat yang sama.