Pakar Ekonomi Sebut Pebisnis Indonesia Harus Punya Alternatif
Penyebaran virus corona di berbagai negara tak hanya menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Tapi juga berimbas pada sektor ekonomi dan pariwisata, khususnya di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Universitas Dinamika Haryanto Tanuwijaya mengatakan, pemerintah dan pengusaha harus mengambil langkah tepat untuk melakukan ekspor impor di Indonesia. Sebab, perekonomian di Indonesia maupun di seluruh dunia sedang mengalami penurunan.
"Terutama negara yang banyak bekerjasama dengan China," ungkap Haryanto.
Menurutnya, kewaspadaan setiap negara dengan menutup akses impor ekspor maupun keluar masuknya wisatawan berdampak pada perdagangan dalam negeri.
Dampaknya pun sudah dirasakan sejak saat ini, yakni dengan adanya kenaikan harga pada barang tertentu dan kesediaan barangnya.
Indonesia selama ini paling banyak kerjasama dengan China, akibat corona stok barang di Indonesia ikut berkurang.
“Mungkin produksi dari China juga berkurang atau menurun karena adanya penyebaran corona virus,” imbuh Haryanto.
Dia menerangkan, jika selama enam bulan ini virus corona masih menjadi permasalahan dan belum ada jalan keluar, maka kerugian negara akan semakin besar. Oleh sebab itu, lanjut Haryanto, negara harus segera mempunyai alternatif ekspor impor untuk sementara waktu.
"Terutama bagi para pebisnis yang ekspor ke Cina harus mempersiapkan alternatif lain," jelasnya.
Disamping itu, Haryanto juga menilai adanya fenomena diskon di sektor pariwisata merupakan langkah praktis di dunia pariwisata. Hal ini karena sektor pariwisata juga mengalami kemerosotan yang cukup signifikan.
"Jika ada diskon pun wisatawan tidak akan langsung memanfaatkannya, karena masih khawatir dengan penyebaran virus corona," ujarnya.
“Jadi itu memang upaya awal, mungkin selanjutnya pengamanan dan deteksi dini corona harus ditingkatkan, jadi harus ada pemeriksaan terkait penyebaran virus corona,” sambung Haryanto.
Dia berharap perekonomian negara semakin membaik meski penyebaran virus corona belum bisa teratasi. Masyarakat juga diimbau percaya pada pemerintah dalam mencari sebuah solusi. Apalagi pemerintah sudah memasang alat untuk mendeteksi virus tersebut.