Pakar BRIN Sebut Terdapat 6 Sesar Aktif di Pulau Jawa
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nurani Rahma Hanifa mengatakan, hasil pemetaan sesar aktif yang pernah dilakukan, ada enam sesar aktif di Pulau Jawa pada tahun 2010.
“Ada enam sesar aktif ((patahan aktif adalah sesar yang kemungkinan menjadi sumber gempa bumi pada suatu waktu),” ujarnya dikutip di laman BRIN pada webinar Talk to Scientists, Rabu 3 April 2024 lalu.
Disebutkan Nurani tercatat pada 2017, angka ini bertambah menjadi 31 sesar aktif, dan pada 2024 melonjak menjadi sekitar 75 sesar aktif. “Dari angka tersebut, yang sudah diketahui parameternya dengan baik tidak sampai 30 persen,” imbuhnya.
Pemetaan sesar aktif di Pulau Jawa ramai dibicarakan setelah terjadi gempa bumi di Cianjur pada 2022 dan Sumedang pada 2023. Terakhir gempa bumi Bawean pada 2024. Ketiga gempa bumi itu merupakan gempa yang muncul pada sesar yang belum terpetakan dan daerah yang tidak diduga akan terjadi gempa.
Sebagai catatan Pulau Jawa salah satu pulau di Indonesia yang memiliki potensi bencana geologi besar. Jumlah penduduk yang tinggal di pulau ini mencapai 50 persen dari total penduduk Indonesia, pulau ini menjadi salah satu daerah yang rentan terhadap bencana.
Dengan realitas ini, lanjut Nurani, maka patahan aktif pada tahun 2017 sudah dipetakan sebanyak 295. Tahun 2024 dilakukan pemutahiran sumber gempa yang dipahami serta diberi nama sekitar 400 sumber gempa.
“Kalau kita overlay-kan dengan jumlah penduduk di Indonesia, maka sekitar 200 juta penduduk Indonesia bisa mengalami goncangan gempa dengan intensitas magnitudo 6 ke atas atau sekitar 77 persen. Ada sekitar empat juta jiwa yang tinggal di atas patahan atau sesar,” jelasnya.
Dikatakan Nurani, patahan aktif adalah patahan yang bergerak dalam kurun waktu sekitar 10 ribu tahun terakhir. Artinya, pernah terjadi satu kali gempa bumi selama rentang waktu tersebut.
“Patahan aktif merupakan patahan yang pernah terjadi gempa setidaknya satu kali dalam 10 ribu tahun. Gempa itu sendiri adalah gerakan tiba-tiba yang terjadi di dalam kerak atau lempeng bumi, atau pada mantel bagian atas,” tuturnya.
Sementara itu peneliti PRKG BRIN lainnya, Sonny Aribowo menyebut, rangkaian perbukitan dan pegunungan yang memanjang di Pulau Jawa mengindikasikan terdapatnya sesar.
“Ketika kita mengamati perbukitan, ada indikasi bahwa ada patahan di situ. Juga ada pergeseran dari aliran sungai. Hal ini sangat jelas menjadi bukti adanya pergeseran oleh tektonik,” kata Sonny.
“Kita akan memetakan daerah-daerah patahan aktif sesuai indikasi-indikasi yang ditemukan,” jelasnya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Rahmat Triyono menambahkan, identifikasi sesar aktif maupun sesar yang belum terpetakan juga bisa dilakukan dengan monitoring gempa mikro, menggunakan jaringan seismograf BMKG.
“Identifikasi sesar aktif dari hasil analisis gempa mikro adalah upaya mitigasi bencana gempa bumi. Sehingga, diharapkan semua sumber gempa di darat dapat dipetakan dengan baik,” ucapnya.
Advertisement