Pakai Pramugari Berbikini, Maskapai ini Raup 16 T
Pramugari memang terkenal dengan wajah yang cantik dan menarik, hal tersebut memang dilakukan untuk menarik penumpang serta menjadi pemanis di dalam pesawat. Soal pakaian yang digunakan padahal hanya memakai rok seragaman saja para pramugari sudah terlihat sangat cantik dan seksi, bagaimana kalau pramugarinya pakai bikini ya?
Jawabannya bisa dilihat dalam sebuah penerbangan swasta di Vietnam, VietJet Air. Pesawat tersebut sejak 2016 lalu sudah menggemparkan industri penerbangan karena menampilkan pertunjukan pramugari cantik dan seksi yang hanya mengenakan bikini.
Dan sepertinya strategi tersebut cukup berhasil karena tahun lalu VietJet Air dikabarkan menjadi satu-satunya penerbangan swasta yang meraup keuntungan dalam jumlah yang sangat besar. Tak heran jika wanita yang menjadi otak di balik layanan unik VietJet, Nguyen Thi Phuong Thao tercatat sebagai salah satu wanita sukses di Asia Tenggara.
Kekayaan Nguyen Thi Phuong Thao yang punya 95% saham VietJet Air bertambah sekitar US$ 1,37 miliar (Rp 18 triliun) pasca Penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO). Namun, maskapai asal Vietnam, VietJet Air, sudah melepas sahamnya ke publik dalam penjualan saham.
Padahal, hanya dalam waktu kurang dari dua bulan, sahamnya pada perdagangan hari ini sudah berada di kisaran 128.700 dong atau sekitar Rp 75.000 per lembar. Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/4), saham perdana VietJet Aviation Joint Stock Co (JSC) dipatok 84.600 dong atau sekitar Rp 50.000 per lembar.
Maskapai murah asal Negeri Lumbung Padi itu terkenal atas kontroversi seragam pramugarinya. Nguyen punya ide untuk menarik penumpang dengan cara mendandani pramugari dengan bikini dua helai.
Idenya tersebut terbukti berhasil dengan sukses. Pada akhir 2016 lalu, VietJet mencetak rekor omzet sebesar 27,5 triliun dong atau sekitar Rp 16 triliun. Omzetnya ini naik 39% dari perolehan tahun 2015.
Dalam melayani penerbangan, ada 86 rute yang akan dilayanai oleh VietJet. Yakni , Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Korea Selatan, Taiwan, Macau, dan Myanmar. (don)