Pak Kundari Meninggal Diterkam Buaya
Pak Kundari, 85 tahun, meninggal akibat diterkam buaya. Warga Desa Bawan, Kecamatan Ampeknagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat itu tewas setelah digigit dan diseret buaya ke Sungai Nanggang, saat mencari ikan kemarin sore.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Rabu, mengatakan jenazah Pak Kundari Kundari ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa tidak jauh dari lokasi kecelakaan.
"Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, bagian tubuhnya mengalami luka robek," katanya.
Ia mengatakan, tim gabungan dari BPBD, Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), TNI, dan Polri menemukan jasad korban setelah sekitar empat jam menyisir kawasan Sungai Nanggang menggunakan perahu karet.
"Jasad korban akan dibawa ke Puskesmas Bawan dan setelah itu diserahkan kepada pihak keluarga," katanya.
Lutfi mengimbau warga di sekitar kawasan sungai mewaspadai ancaman buaya dan menyarankan warga tidak mencari ikan di sungai tempat buaya sering muncul.
Di Lokasi lain, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat telah memasang jaring pengaman di lokasi munculnya buaya muara di Labuhan, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, sebagai antisipasi hewan buas itu masuk ke permukiman warga.
Kepala BKSDA Resor Agam, Syahrial Tanjung didampingi Pengendali Ekosistem Hutan, Ade Putra di Lubukbasung, Selasa, mengatakan jaring pengaman sepanjang 100 meter dan tinggi 150 centimeter itu dipasang oleh petugas BKSDA Resor Agam dengan dibantu masyarakat setempat.
Pemasangan jaring pengaman ini bertujuan agar buaya muara tidak masuk ke permukiman masyarakat, sehingga warga sekitar tidak merasa resah.
Jaring pengaman itu akan melindungi anak-anak dari serangan buaya saat bermain di tepi rawa tempat munculnya buaya tersebut. (ant)