Pajak dan Cukai, Alat Politik
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melepas 250 orang wisudawan/wati Polteknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2023, Kamis 5 Oktober 2023. Dalam pidatonya, Sri Mulyani menekankan bagi para lulusan PKN STAN untuk menjaga nama baik instansi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Berikut pandangan Sri Mulyani Indrawati dan pesan-pesan khusus bagi mereka agar memahami isu politik, karena pajak dan bea cukai merupakan instrumen politik:
Seluruh generasi muda, khusus wisudawan STAN, semestinya memahami politik, dengan artian bagaimana setiap kegiatan punya konsekuensi kepada masyarakat luas.
Generasi muda dan mahasiswa, khususnya, harus paham politik pada level mikro hingga global, karena keuangan negara adalah instrumen politik. Jangan punya ilusi bahwa keuangan negara itu adalah pure masalah akuntansi membuat neraca dan ini masalah teknokrasi. Itu betul tapi tidak sepenuhnya benar.
Keuangan negara merupakan instrumen negara, maka menjadi objek politik. Mulai dari pembahasan utang hingga penerimaan negara.
Jadi jangan kaget-kaget kalau masalah dan isu keuangan negara akan selalu menjadi isu politik.
Memang, kerap muncul pertanyaan hingga sindiran seperti tukang utang, tukang pajak, hingga tukang riba kepada lulusan PKN STAN yang akan mengelola ‘alat negara’ tersebut. Tercatat 3 wisudawan terbaik yang berasal dari pajak dan bea cukai.
Dibenci dan Dirindukan
Dua makhluk yang paling dibenci dan dirindukan oleh orang Indonesia. Itu [pajak dan cukai] adalah objek keuangan negara dan sekaligus akan menjadi objek politik. Jangan bilang kalau pas lagi dikritik terus kalian nutupin identitas diri. Kalau pas lagi enak kemudian ikut.
Patut kiranya bagi calon penerus bangsa untuk melihat dan memahami dunia dengan perubahan yang cepat, termasuk dari sisi politik dan geopolitiknya. Hal itu merupakan kebaikan untuk masyarakat Indonesia.
Pahami dan jadilah orang yang mampu menjelaskan. Kalau kalian tidak yakin Anda melakukan kebaikan untuk masyarakat Indonesia untuk bangsa Indonesia melalui keuangan negara, jangan bekerja di Kementerian Keuangan.
Saat ini, kami melepas 250 orang wisudawan/wati Polteknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2023. Bagi bagi para lulusan PKN STAN harus memperhatikan pentingnya menjaga nama baik instansi Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebagaimana diketahui, pada awal tahun ini terjadi kasus di lingkungan tersebut. Para wisudawan harus bekerja bersama dalam mengelola keuangan negara, baik dari sisi pajak, bea cukai, bendahara umum, hingga manajemen. Jangan sendiri bersinar bersama sama Anda membakar teman sendiri, karena senior-senior Anda ada yang begitu. Kebersamaan dilupakan atau dia hanya mementingkan diri dan kelompok kecilnya dengan konsekuensi membakar kawannya yang lain, membakar institusinya dan merusak reputasi kementerian serta Indonesia.
Atas nama bangsa Indonesia, kami berharap kepada 253 lulusan yang wisuda tersebut untuk tidak menjadi seperti itu. Para wisudawan tersebut dibiayai oleh negara untuk mendapatkan privilege atau hak istimewa dalam mengenyam pendidikan di PKN STAN.
Mengingat peristiwa pada paruh pertama 2023, Kemenkeu diterpa sejumlah isu mulai dari kasus Mario Dandy yang pada akhirnya menyeret Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu hingga isu pencucian uang.
Dari isu Mario yang menjurus ke orang tuanya, yakni Rafael Alun Trisambodo (RAT), yang didakwa menerima gratifikasi dan pencucian uang.
Jauh sebelum kasus RAT pun, terdapat kasus dari mantan pegawai pajak Gayus Tambunan. Untuk itu, Bendahara Negara tersebut meminta kepada wisudawan untuk “prasama” artinya bersama-sama mengelola keuangan negara dan mensejahterakan Indonesia, sesuai dengan tema wisuda tersebut.
PKN STAN mengangkat tema “Adiwiranama” yang merupakan penggabungan dari kata “adiwignya” artinya pengabdian, “gagaran” artinya pedoman, “karuna” artinya kasih sayang dan “prasama” artinya bersama-sama. Makna dari akronim tersebut adalah diharapkan Wisudawan PKN STAN bertransformasi menjadi manusia berpendidikan yang berjalan bersama-sama sesuai dengan tuntutan dan pedoman dalam menebar kebaikan. *