Pahlawan di Hotel Rwanda Didakwa Terlibat Terorisme
Paul Rusesabagina mendapat kredit sebagai pahlawan dalam film Hollywood berjudul Hotel Rwanda. Kini, ia menerima 12 dakwaan dari pengadilan di Kigali, dengan salah satunya termasuk terorisme.
Pada Senin, 14 September 2020, Rusesabagina nampak menggunakan masker dan duduk di dalam persidangan di Kigali, Rwanda.
Setelah mendengar dakwaan, pria berusia 66 tahun itu tak langsung memberikan jawaban, namun pengacaranya, David Rugaza mengatakan jika kliennya sedang menyiapkan upaya menyatakan pendapat.
Rusesabagina di antaranya didakwa terlibat dalam terorisme, terlibat dalam pembunuhan, dan terlibat dalam kelompok bersenjata. Belum diketahui bagaimana Rusesabagina yang kini tinggal di Amerika Serikat, bisa tiba di Rwanda.
Polisi Rwanda mengatakan jika Rusesabagina ditangkap dengan melibatkan bantuan internasional. Sedangkan keluarganya mengaku jika Rusesabagina diculik ketika berada di Dubai. Human Rights Watch mengatakan jika Rusesabagina menjadi korban penculikan, pada pekan lalu. Sementara Amnesty International menyerukan agar pemerintah Rwanda memberikan haknya atas pengadilan yang fair.
"Kurangnya transparansi dalam penangkapan Paul Rusesabagina dan laporan jika dia tak mendapat akses pada pengacara yang disediakan keluarganya tak bisa diabaikan," kata Deprosa Muchena, Direktur Amnesty International untuk Afrika Utara dan Selatan.
Sedangkan Presiden Rwanda Paul Kagame menjamin akan memberikan persidangan yang terbuka dan fair. "Kami wajib memberikan hal ini," katanya dalam sebuah wawancara di televisi. "Kami ingin melakukan hal yang baik dengan tepat," imbuhnya.
Mantan manajer hotel ini dikisahkan sebagai pahlawan dalam genosida di Rwanda di tahun 1994 lalu. Dalam film itu, Rusesabagina menampung lebih dari 1.000 warga Tutsi yang kabur dari pembunuhan.
Setelah genosisa usai, Rusesabagina mendapatkan kewarganegaraan Belgia dan menjadi warga Amerika Serikat. Ia pun berubah menjadi kritikus keras bagi Presiden Rwanda, Paul Kagame, yang naik kursi usai genosida hingga saat ini.
Rusesabagina juga banyak menerima penghargaan internasional, termasuk Medali Kebebasan dari Presiden George Bush di tahun 2005.
Namun, sejumlah penduduk Rwanda, termasuk Kagame, menuduh Rusesabagina terlalu melebih-lebihkan perjuangannya.
Diketahui Kagame sendiri telah memimpin Rwanda sejak genosida selesai. Pada pemilihan tahun 2017, ia kembali menjadi presiden dengan meraup hampir 99 persen suara. Kagame banyak mendapatkan pujian lantaran berhasil mengembalikan kedamaian di Rwanda dan meningkatkan perekonomian.
Namun kelompok dan aktivitas internasional menyebut jika upayanya dicemari dengan banyak represi untuk membungkam kebebasan berekspresi warganya. (Alj)
Advertisement