Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut Cetak Uang Sendiri
Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Garut, Jawa Barat, menemukan fakta bahwa Paguyuban Tunggal Rahayu mencetak uang sendiri. Dalam cetakan uang tersebut, terdapat wajah Ketua Paguyuban Tunggal Rahayu, Mr. Prof. Ir. Cakraningrat alias Sutarman.
Dilihat dari desainnya, diduga uang tersebut adalah uang lama bergambar presiden pertama Republik Indonesia Soekarno. Di bagian kepala gambar Soekarno itu, diduga ada proses editing dan diganti oleh kepala Sutarman. Sebab, uang tersebut tertulis Bank Indonesia.
Uang yang dikeluarkan oleh paguyuban tersebut, dari informasi yang diperoleh Bakorpakem, ternyata sudah digunakan sebagai alat transaksi oleh para pengikut paguyuban tersebut. Namun belum diketahui apakah uang tersebut merupakan alat transaksi antar pengikut atau bukan.
Kegiatan paguyuban Tunggal Rahayu ini sudah sampai merekrut anggota. Paguyuban yang berpusat di kawasan Kecamatan Caringin itu anggotanya diperkirakan telah mencapai ribuan. Bahkan, di luar Garut pun, anggotanya sudah mulai menyebar seperti di Kabupaten Bandung, Kabupaten dan Kota Tasikmlaya, dan yang lebih banyak penyebaran aggotanya terjadi di wilayah Kabupaten Majalengka.
Diduga, bagi orang-orang yang menjadi anggota dijanjikan mendapatkan kompensasi berupa pelunasan hutang.
Selain mencetak uang sendiri, Paguyuban Tunggal Rahayu juga telah mengubah lambang negara Pancasila. Posisi kepala burung garuda yang menengok ke kanan dibuat menghadap ke depan dan bagian kepalanya dipasangi mahkota. Selain itu, tulisan Bhineka Tunggal Ika ditambahi tulisan “Soenata Logawa”.
"Sebagai lambang negara dan sudah diatur dalam UU nomor 23 tahun 2009 tentang lambang negara,” jelas Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Garut, Wahyudidjaya kepada wartawan, usai memimpin rapat koordinasi terkait keberadaan ormas tersebut bersama unsur aparat penegak hukum di kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut, Selasa 8 September 2020.