Paguyuban Mie Ayam Surabaya Jadi Terduga Pemberi Makanan Beracun
Buntut dari kasus keracunan yang menimpa pengungsi dan relawan tanah longsor Nganjuk, Polres Nganjuk melakukan penyelidikan terhadap pemberi bantuan mie ayam siap saji yang dikonsumsi pengungsi dan relawan tersebut.
Hasilnya, polisi mengidentifikasi jika bantuan tersebut diberikan pada Rabu, 17 Februari 2021 yang lalu. Pada saat itu ada kelompok warga yang memberikan bantuan mie ayam siap saji sebanyak dua ribu porsi.
"Pemberi bantuan mie ayam siap saji tersebut adalah warga yang mengatasnamakan Paguyuban Mie Ayam Surabaya," kata Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Prathama.
Kata Harviadhi, berdasarkan catatan di posko pengungsian, ada empat orang yang mencatatkan namanya sebagai perwakilan dari Paguyuban Mie Ayam Surabaya. Namun dari empat orang yang mencatatkan namanya, hanya dua orang yang memberikan nomor kontak telepon genggamnya. Berdasarkan penelusuran dari nomor telepon genggam tersebut, satu orang berada di Sidoarjo dan satu orang lagi berada di Malang.
"Sudah saya perintahkan Satreskrim untuk melakukan penjemputan di lokasi-lokasi tersebut untuk diperiksa di Polres Nganjuk," kata Harviadhi.
Sebelumnya diberitakan 44 orang relawan dan pengungsi tanah longsor Nganjuk menjadi korban keracunan makanan mie ayam siap saji. Dari jumlah korban tersebut, sebanyak 44 orang korban tersebut, satu orang dirawat di RSUD Nganjuk, satu orang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Nganjuk, tujuh orang dirawat di Puskesmas Ngetos, Nganjuk dan sisanya sebanyak 33 orang hanya mengalami gejala ringan sehingga hanya membutuhkan rawat jalan.
Atas kejadian ini, kata Harfi dia sudah berkoordinasi dengan Puskesmas agar semua makanan yang akan diberikan kepada pengungsi maupun relawan harus melewati proses food security terlebih dahulu.
"Untuk mengetahui adakah kandungan yang berbahaya. Jika terdapat kandungan yang berbahaya jangan diberikan kepada pengungsi dan relawan," ujar Harviadhi.
Selain itu, Harviadhi juga menyebut posko pengungsian tak akan menerima bantuan makanan siap saji dari warga masyarakat yang ingin memberikan bantuan logistik.