Pagi Ini Presiden Tinjau Pembangunan Ibu Kota Baru
Presiden Joko Widodo, , akan melihat persiapan pebangunan ibu kota baru Indonesia. Ibu kota baru berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Presiden beserta rombongan akan berangkat dari Lanud TNI AU Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur Selasa 17 Desember 2019
Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan jangan dipandang sebagai perpindahan kantor pemerintahan semata.
Lebih dari itu, Presiden ingin perpindahan ibu kota menandai perubahan budaya dan sistem kerja.
Presiden mengingatkan, perpindahan ibu kota ini jangan dilihat sekadar sebagai pemindahan kantor pemerintahan. Bukan sekadar pindah lokasi. Tetapi ingin ada sebuah transformasi.
"Pindah cara kerja, pindah budaya kerja, pindah sistem kerja, dan juga ada perpindahan basis ekonomi, sehingga sebelum pindah sistemnya sudah ter-install dengan baik," kata Jokowi
Kepala Negara ingin perpindahan ibu kota ini dilihat sebagai sebuah percepatan transformasi ekonomi. Presiden meminta Indonesia belajar dari pengalaman beberapa negara yang kurang berhasil dalam memindahkan ibu kotanya.
Contohnya ada beberapa negara yang pindah ibu kotanya, tapi ibu kotanya menjadi kota yang mahal. Kemudian sepi. Kemudian yang menghuni hanya pegawai pemerintah plus diplomat.
Presiden tak menghendaki kasus seperti ini terjadi di ibu kota Indonesia baru nanti.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan agar perpindahan ibu kota ini dirancang sebagai perpindahan basis ekonomi menuju smart economy.
Ia juga ingin perpindahan ibu kota ini juga menandai proses transformasi produktivitas nasional, transformasi kreativitas nasional, transformasi industri nasional, dan transformasi talenta-talenta nasional.
"Kalau tujuannya adalah membangun ibu kota yang menjadi mesin penggerak smart economy, maka rancangan ibu kota baru bukan hanya smart metropolis yang compact, yang nyaman, yang humanis, yang zero emision, tapi akan memiliki penanda bahwa negara kita telah melakukan transformasi ekonomi ke smart economy yaitu dengan dibangunnya klaster-klaster pendidikan, klaster-klaster riset dan inovasi," ujarnya.
Presiden memberikan contoh, dalam klaster pendidikan ia membayangkan di ibu kota yang baru ini dibangun lembaga pendidikan tinggi kelas dunia yang bisa menciptakan talenta-talenta top global secara tepat.
Di ibu kota baru ini juga, Presiden ingin dibangun pusat riset dan inovasi kelas dunia yang menjadikan ibu kota baru ini sebagai global innovation hub, menjadi titik temu inovasi global.
"Sudah saatnya talenta-talenta Indonesia, talenta-talenta global berkolaborasi mengembangkan smart energy, smart health, smart food production, yang akan menciptakan lapangan kerja baru bagi anak-anak muda kita serta mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah kita untuk masuk dan terintegrasi dengan global value chain," ujar Jokowi.
Dalam proses pembangunannya, Presiden ingin agar ibu kota yang dirancang sebagai kota pintar tersebut juga dibangun dengan cara-cara pintar.
Menurutnya, Indonesia harus meninggalkan cara berpikir lama yang selalu melihat semuanya dari sisi anggaran dan sisi biaya.
"Kita harus berani menggunakan cara-cara baru yang lebih kreatif, termasuk dalam pemanfaatan teknologi-teknologi inovasi, dengan bantuan talenta-talenta hebat yang kita miliki yang berada di dalam negeri maupun yang saat ini belajar di berbagai negara di luar negeri," ujar Kepala Negara.
Advertisement