Padat Karya Tunai, Cara Pemkot Surabaya Pulihkan Ekonomi Warga
Pemerintah Kota Surabaya merencanakan menerapkan Program Padat Karya Tunai (PKT) untuk meningkatkan perekonomian warga akibat pandemi Covid-19. Rencananya, program tersebut akan bergulir pada kuartal empat tahun ini.
Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana menjelaskan jika PKT Covid-19 diambil setelah terdapat fakta jika perekonomian warga di perkampungan sangat terdampak. Perputaran ekonomi mereka kolaps akibat pandemi dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama tiga jilid.
"Saya datangi kampung-kampung. Keluhan mereka banyak yang terkait ekonomi. Sudah angkat tangan mereka. Pemasukan turun, tapi pengeluaran harus tetap jalan. Makanya akhirnya kami di Pemkot, menggodok program padat karya ini," kata Whisnu, Kamis 13 Agustus 2020 di Ruang Kerja Wakil Walikota Surabaya.
PKT Kota Surabaya bentuknya sama dengan PKT dari pemerintah pusat. Yakni mendorong dan memberdayakan warga setempat yang terdampak, sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana, yang tidak membutuhkan teknologi. Warga terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya.
"Jadi kalau di kampung mau ngecor jalan, bikin saluran got, lapangan, atau balai RW, ya yang ngerjakan orang kampung itu sendiri. Mandornya ya dari situ sendiri, pekerjanya juga. Jadi diawasi sendiri biar tahu. Dari situ, uang itu mulai berputar. Akhirnya ekonomi perlahan terangkat," kata WS.
Saat ini Pemkot Surabaya sedang menyiapkan dasar hukum, anggaran, dan kerja sama lembaga. Belum ditentukan pula, apakah PKT ini akan bekerjasama dengan Kementerian PUPR, atau dilakukan secara mandiri oleh Pemkot.
"Ini sedang kami matangkan. Karena memang butuh anggaran juga. Target kami sebelum kuartal ke-4 tahun ini sudah dilaksanakan. Intinya kami ingin mengurangi angka pengangguran, dan kembali memutarkan ekonomi warga dari bawah," pungkas Whisnu.
Advertisement