Pandemi, PAD Banyuwangi tahun 2020 Turun 10 Persen
Akibat Pandemi Covid-19, target pendapatan asli daerah (PAD) Banyuwangi turun sekitar 10 persen. Target PAD Banyuwangi yang semula sebesar Rp595 miliar turun menjadi Rp565 miliar. Penurunan target PAD ini terungkap dalam rapat Badan Anggaran DPRD Banyuwangi bersama pihak eksekutif dalam pembahasan perubahan anggaran tahun 2020.
"Terus terang pendapatan kami berkurang. Berkurang kurang lebih Rp25 miliar," kata Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono, usai mengikuti rapatĀ tertutup dengan Badan Anggaran DPRD Banyuwangi, Senin, 28 September 2020.
Dia menyatakan, dengan penurunan 10 persen itu, eksekutif optimis target RP565 miliar itu bisa tercapai. "Karena saat ini dari Rp565 miliar itu, sudah terealisasi sekitar Rp315 miliar. Angka ini kurang lebih 60 persen dari Rp565 miliar itu".
Dia menjelaskan, masih ada waktu sekitar tiga bulan yakni Oktober, November dan Desember untuk memenuhi target tersebut. Dalam rapat tersebut, menurutnya Kepala Bapeda optimis bisa menyelesaikan target yang belum terselesaikan tersebut.
"Sektor yang akan digenjot ada beberapa pajak dari perusahaan. Biasanya pajak bayarnya tidak didepan tapi bayarnya di belakang di bulan Desember. Dan sektor lain seperti restoranĀ juga naik," jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, dalam perubahan anggaran ini ada beberapa kegiatan yang perlu kita sikapi. Karena dalam perubahan ini yang paling utama adalah pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi kondisi di Banyuwangi akibat pandemi Covid-19. Di antaranya adalah pemberdayaan masyarakat.
"Bagaimana masyarakat tetap bertahan. Bisa membuat mindset masyarakat dari biasanya menunggu ini bisa inovatif lagi untuk kegiatan-kegiatan misalkan sektor pertanian, sektor perkebunan, dan sektor pemberdayaan terutama ibu-ibu atau pemuda yang bisa meningkatkan pendapatan," tegasnya.
Dia menambahkan, dalam anggaran perubahan ada kegiatan-kegiatan yang dihindari atau tidak bisa dilaksanakan. Contohnya, kata Dia, kegiatan fisik yang sifatnya lelang. Karena kegiatan itu butuh waktu untuk pengadaan barang dan jasa sehingga tidak bisa dikerjakan.
Selain itu, pada perubahan anggaran ini juga akan mengoptimalkan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Di mana BTT yang awalnya Rp5 miliar kini menjadi Rp125 miliar. Dana BTT ini akan dioptimalkan untuk mendukung bidang kesehatan. Contohnya terkait ruang isolasi, obat-obatan, alat, nakes, nutrisi dan sebagainya. Dana BTT inikan juga digunakan untuk kegiatan sosial.
"Kegiatan sosial ini kan belum selesai, sampai Desember. Jadi kami optimalkan jangan diotak-atik," tegasnya.
Advertisement