Pacquiao Lebih Banyak Memukul, Tapi Pukulan Ugas Lebih Efektif
Yordenis Ugas, 35 tahun, telah mengalahkan Manny Pacquiao, 42, dengan dengan kemenangan angka mutlak. Dengan demikian pelarian Kuba yang kini tinggal di AS berhasil mempertahankan gelar kelas welter WBA. Mungkin ini pertarungan terakhir Pacman, panggilan Manny Pacquiao.
Mengomentari kekalahannya, Pacman berkata, “Ini tinju. Saya mengalami kesulitan di atas ring untuk melakukan penyesuaian. Kakiku terasa kaku. Maaf aku kalah malam ini, tapi aku sudah melakukan yang terbaik,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera.
Bagi Yordenis Ugas, ini kemenangan yang manis, karena diperoleh di T-Mobile Arena, Nevada, AS yang penuh pendukung lawannya. Tiket terjual habis sebanyak 17.438 lembar, dan hampir semuanya mendukung Pacman.
Pada pertandingan Minggu siang WIB atau Sabtu malam waktu setempat, Ugas melemparkan pukulan jauh lebih sedikit daripada Pacquiao, tetapi pukulannya lebih tepat dan lebih efektif. Pacquiao berjuang untuk masuk ke dalam pada jab efektif Ugas, sementara Ugas mendaratkan tangan kanannya untuk meningkatkan efek di ronde-ronde selanjutnya. Dua juri memberi skor 116-112 untuk Ugas, dan yang ketiga memberi skor 115-113.
Ugas bertanding dengan agak membungkuk sehingga sama tinggi dengan lawannya, tetapi dengan jangkauan tangan yang lebih panjang. Dia di ronde-awal awal banyak melakukan pukulan jab dan pukulan tubuh yang efektif. Pacquiao melemparkan pukulan kira-kira dua kali lebih banyak dari Ugas untuk waktu yang lama, tetapi Ugas melakukan pertahanan yang cukup ketat.
Kemenangan tersebut merupakan puncak dari perjalanan panjang Ugas, yang membelot dari Kuba dua tahun setelah meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing tahun 2008. Ugas berhenti bertinju selama dua tahun di pertengahan dekade terakhir, tetapi kembali naik ring. Dia melakukan pukulan-pukulan tak terduga ini melawan Pacman yang menjadi salah satu petinju terhebat di era ini, meraih kemenangan ke-12 dalam 13 pertarungan.
“Dia pesaing yang hebat, tetapi saya datang ke sini untuk menunjukkan bahwa saya adalah juara WBA,” kata Ugas melalui seorang penerjemah. "Saya sangat menghormatinya, tapi saya memenangkan pertarungan ini," katanya.
Kekalahan dari Ugas ini hampir pasti akan menimbulkan keraguan tentang masa depan Pacquiao dalam olahraga yang telah ia jalani melalui 72 pertarungan selama 26 tahun sejak 1995. Masa depan Pacquiao adalah di dunia politik, siapa tahu dia kelak akan jadi Presiden Filipina. (nis)
Advertisement