PABSI Jatim Gelar Pelatihan Pelatih Tingkat 3 untuk Pemerataan Pelatih
Pelatih nasional tingkat tiga sebanyak 46 orang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengurus Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Senin sampai Rabu, 2-4 Desember 2024.
Ketua PABSI Jatim, Jeffry Tagore mengatakan, pelatihan pelatih ini sangat penting karena pelatih merupakan pilar utama dalam mencetak atlet berprestasi tidak hanya tingkat daerah tapi juga tingkat nasional.
“Tentunya pemerataan pelatih ini kami perlukan karena angkat besi butuh pelatih yang mengerti di bidangnya bukan asal-asalan. Karena, di angkat besi dasar itu perlu, makanya pelatihan ini level dasar kalau tidak menguasai tidak akan bisa mencetak atlet,” jelas Jeffry.
Pelatihan tingkat tiga ini sertifikasi untuk pelatih yang akan melatih anak-anak usia dini atau atlet pemula. “Pada pelatihan tingkat tiga ini mereka belajar tentang dasar-dasar pelatihan. Mulai dari bagaimana mengenalkan angkat besi kepada anak-anak, bagaimana melatih dasar-dasar terhadap calon atlet, dan bagaimana mendesain program latihan,” tandas Jeffry.
Karena itu, semakin banyak pelatih yang mengikutinya, diharapkan semakin banyak atlet-atlet muda yang lahir untuk bisa mengharumkan nama Jatim bahkan Indonesia di kancah internasional.
Ketua KONI Jatim, M Nabil menyampaikan apresiasi terhadap PABSI Jatim yang menyelenggarakan pelatihan ini. Pelatihan ini dinilai penting untuk mencetak atlet berprestasi. Apalagi, angkat besi dipertandingkan di Olimpiade, dan atlet Indonesia selalu meraih medali pada ajang tersebut.
“Antusiasme terhadap angkat besi sangat banyak di Jatim sehingga perlu pelatih yang berkompetensi dan tersertifikasi yang adanya melalui kegiatan ini,” ujar Nabil.
Apalagi, lanjutnya, angkat besi merupakan olahraga yang memiliki spesifikasi khusus. Sehingga, pelatihan ini sangat penting agar para pelatih mengerti cara melatih dan menghasilkan atlet berprestasi.
“Pelatih harus punya gambaran untuk mendesain atlet dengan berbagai karakter, dengan berbagai keterbatasan dan kelebihan. Mereka mesti diarahkan pelatih untuk menjadi atlet yang ideal yakni punya kematangan skill dan psikologi,” pungkas Nabil.
Advertisement