Pabrik Smelting Gresik Produksi Lagi, Gubernur Jatim Support Penuh
Surabaya: Sempat terhenti produksi karena persoalan tenaga kerja, PT Smelting Gresik memastikan akan berproduksi lagi mulai 1 Maret 2017 mendatang. Kepastian ini terungkap dalam pertemuan antara direksi perusahaan asal Jepang Tetsuro Sakai (EVP Director), Hideki Hirokawa (Business Devission) dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Grahadi, Rabo (22/2/2017).
''Kami mensuport betul. Karena, keberadaan Smelting Gresik terkait dengan ketahanan pangan nasional. Produksi pupuk kita sangat membutuhkan asam sulfat yang dihasilkan dari smelter,'' kata Gubernur yang bisa dipanggil Pakde Karwo ini. Mendapat dukungan penuh Pemprov Jatim, Sakai dan Hirokawa tampak sumringah. Beberapa kali mereka membungkukkan badan tanda berterima kasih.
Sebelumnya, Tetsuro Sakai yang didampingi kuasa direksi Wawan Radjamin melaporkan bahwa pihaknya merasa ikut bersalah dengan tidak berproduksinya pabrik tembaga tersebut sejak Januari lalu. Penghentian produksi itu karena ada persoalan ketenagakerjaan yang kini sudah berhasil diselesaikan.
Persoalan itu sangat tidak diinginkan. Sebab, dengan tidak bisa berproduksi berarti PT Smelting akan mempengaruhi neraca eksport Jawa Timur. Selain itu, juga menimbulkan penumpukan konsentrat yang selama ini telah menyerap 40 persen total konsentrat dari tambang Freeport Timika.
Pakde Karwo menambahkan, pihaknya sedang mendorong agar ada penambahan produksi 2 juta ton per tahun. Selama ini, PT Smelting telah mampu memproduksi sejuta ton per tahun. ''Kalau produksi 3 ton per tahun bisa terealisasi, maka harga pupuk akan bisa lebih murah dan sangat membantu ketahanan pangan nasional,'' tuturnya.
PT Smelting Gresik merupakan smelter terbesar di Jawa Timur. Pabrik hasil investasi Mitsubishi Jepang ini mulai memproduksi tembaga sejak tahun 1999. Selain dari Freeport, PT Smelting Gresik juga mendapat pasokan bahan baku dari Newmont di NTB. Tahun 2017, perusahaan ini menargetkan bisa memproduksi 280 ton Katoda Tembaga. (RIF)
Advertisement