Pabrik Smelter Nikel Rp76 Triliun Dibangun di Konawe Utara
Perusahaan pertambangan asal Korea Selatan (Korsel), Made By Good (MBG) Group melalui anak usahanya PT MBG
Nikel Indonesia memulai pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Kabupaten Konawe
Utara (Konut), Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi proyek yang diperkirakan mencapai Rp76 triliun.
“Kami memberikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Konawe Utara yang berperan serta dalam menarik
investor dari sektor industri,” kata Direktur Pengembangan Wilayah Industri I Kementerian Perindustrian,
Arus Gunawan melalui keterangannya di Jakarta, Rabu 17 Januari.
Arus menyampaikan, pihak perusahaan sudah melakukan peletakan batu pertama pada 2 Januari 2018. Pada
kesempatan tersebut, Arus turut hadir menyaksikan prosesnya bersama Bupati Konut Ruksamin, Presiden
Direktur MBG Group Lim Dong Pyo dan Komisaris PT MBG Nikel Indonesia Jang Jongsoo.
Rencananya, pembangunan pabrik smelter nikel ini akan selesai selama dua tahun ke depan secara bertahap
dan ditargetkan menyerap ribuan tenaga kerja. Selain itu, luas lahan yang digunakan sekitar 311 hektare.
Arus pun menegaskan, aktivitas pabrik smelter merupakan salah satu upaya implementasi dari kebijakan
hilirisasi industri yang membawa efek berantai terhadap perekonomian daerah dan nasional. Bahkan, dapat
memperkuat struktur industri nasional sehingga akan lebih kompetitif di kancah global.
“Produk dari pabrik ini sangat diperlukan untuk indutri hilir di dalam negeri sehingga akan berkontribusi
memenuhi kebutuhan pasar domestik. Selain itu mampu meningkatkan daya saing produk kita baik di skala
nasional maupun internasional,” paparnya.
Ruksamin berharap, pembangunan pabrik smelter ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal di
Konut, terutama dengan membuka lapangan pekerjaan baru. “Mohon doa dan dukungan masyarakat Konut agar
semua pembangunan berjalan lancar sesuai yang diharapkan kita semua. Ini merupakan kado HUT ke-11 Konut
yang kami persembahkan untuk warga Konut,” tuturnya.
Sementara itu, Lim Dong Pyo mengungkapkan, pihaknya antusias dan optimistis dalam berinvestasi di
Indonesia khususnya di Konut.
“Kami senang dengan sambutan masyarakat di sini. Ini menjadi kampung halaman kedua kami. Karena sambutan
yang sangat luar biasa ini, kami ingin lebih cepat membangun pabrik smelter nikel di Konut,” ujarnya.
Sejak MBG berdiri selama sembilan tahun di Korsel, Indonesia tercatat sebagai negara ketiga lokasi
investasi smelter setelah Amerika dan Rusia. Untuk investasi smelter di Konut ini, pihaknya telah
berkoordinasi dan mendapat rekomendasi langsung dari Presiden Korsel.
Tidak hanya membangun smelter, menurutnya, investasi MBG Group akan juga merambah sektor lain seperti
tambak udang, pendidikan dan pelatihan untuk para petani, serta pengiriman mahasiswa lokal berprestasi
untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi di Korsel. “Kami berharap dengan kerja sama ini memberikan
lapangan kerja besar buat seluruh masyarakat dan juga bagi mahasiswa asal Konut yang akan melanjutkan
pendidikan di Korsel,” tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, Kemenperin fokus menjalankan kebijakan
hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam.
“Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu, akan menghasilkan
stainless steel sebanyak empat juta ton pada 2019,” ungkapnya. (ant)
Advertisement