PA 212 Tanggapi Cak Nun Soal Sapaan Syarif ke Rizieq Syihab
Ketua Media Center PA 212, Novel Bamukmin menanggapi pernyataan Budayawan Emha Ainun Najib atau akrab disapa Cak Nun itu, soal sapaan Syarif untuk Rizieq Syihab sejatinya keliru alias tidak benar.
Menurut Novel Bamukmin, Cak Nun sebaiknya lebih mendalami lagi sejarah zuriat atau garis keturunan rasul. Sehingga, ia bisa lebih paham mengenai penyebutan gelar. “Beliau kurang tepat aja, sih,” ujar Novel Bamukmin, Sabtu 14 November 2020.
“Beliau sudah sepakat tentang keturunan Nabi Muhammad bahwa beliau juga tahu tentang keturunan Nabi Muhammad baik dari Sayidina Husain dan Sayidina Hasan, cuma kurang tepat dalam penempatannya menurut yang lazim dari para ahlul bait atau keluarga Nabi saat ini yang sudah masyhur, yang sudah lekat di tengah umat Islam,” tambahnya.
Dikutip dari kanal YouTube Qahar Quotes, Cak Nun mengungkap ada sejumlah kekeliruan terkait pemaknaan kata ‘habib’ di Tanah Air. Sebab, sebagian masyarakat kita menilai, mereka yang dipanggil habib, sejatinya merupakan dzurriyah atau zuriat Nabi Muhammad.
Berkenaan dengan sapaan Habib yang selama ini disandang Rizieq Syihab karena merujuk pada silsilah keluarganya, Cak Nun menilai, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) tersebut lebih pantas dipanggil ‘Syarif’ ketimbang ‘Habib’.
“Jadi, (tokoh) yang mimpin aksi 212 dan 411, Rizieq Syihab itu bukan Habib, tapi (seharusnya dipanggil) Syarif Rizieq. Lho, pasti kalian semua bingung, kan?” tutur Cak Nun.
“Syarif itu turunannya Sayiddina Husein. Kalau turunannya Sayiddina Hasan bin Ali itu sayyid. Pokoknya, kalau bisa yang kayak begitu kita cari tahu. Saya kalau manggil Rizieq Shihab itu ‘Rif, Syarif…’, gitu. Karena dia memang Syarif. Kalau Habib itu enggak ada hubungannya dengan zuriat atau darah Nabi Muhammad,” sambungnya.
Lebih jauh, Cak Nun berkisah, pemaknaan ‘Habib’ di Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah cenderung berbeda. Bahkan, di sana, status ‘Habib’ bisa disematkan ke orang-orang yang melakukan perjalanan jauh ke Mekah atau Madinah untuk bertemu nabi dan menyampaikan rasa cinta mereka.
“Kalau habib dari Arab itu orang-orang Yaman dan negara-negara pinggiran yang datang ke Mekah dan Madinah untuk mencari Rasulullah karena mereka sangat kagum dan mencintai Rasulullah. Makanya, mereka disebut habib karena mereka cinta kepada Rasulullah,” beber Cak Nun.