Ormas Islam di Malang Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur
Salah satu ormas Islam di Kota Malang, yakni Jama'ah Ansharusy Syari'ah (JAS) menggelar aksi solidaritas di depan sekitaran Balai Kota Malang. Aksi solidaritas tersebut merupakan bentuk keprihatinan mereka terhadap kondisi Muslim Uighur di Xinjiang, China.
Jubir aksi, Abdul Rochim Ba'asyir, mengatakan tragedi kekerasan yang menimpa masyarakat Muslim Uighur, di Provinsi Xinjiang, China merupakan kejahatan kemanusiaan genosida yang tak bisa dibenarkan dengan dalih apapun.
"Berdasarkan laporan Amnesty Internasional, sebanyak satu juta etnis Muslim Uighur dikumpulkan dalam sebuah kamp untuk dilakukan indoktrinasi. Yang membuat mereka mendapatkan kekerasan dan pembatasan dalam hal beribadah," ujarnya pada Jumat 20 Desember 2019.
Pembatasan hak dalam melakukan ibadah disebut Abdul seperti pelarangan menggunakan hijab, memelihara jenggot, pelarangan berpuasa di bulan Ramadhan.
"Sampai pembatasan dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu dan salat Jumat yang tidak boleh lebih dari lima menit, hingga perintah untuk meninggalkan agamanya," tuturnya.
Maka dari itu, kata Abdul, pihaknya sangat mengutuk keras kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pemerintah Republik Rakyat China.
"Jika mereka tidak segera menghentikan tindak kejahatan kemanusiaan, maka kami menuntut Pemerintah Indonesia untuk mengambil inisiatif memutus hubungan diplomatis dan mengusir Duta Besar Republik Rakyat China dari Indonesia," terangnya.
Abdul melanjutkan, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat muslim di Indonesia untuk melakukan aksi solidaritas serta mengirimkan bantuan kepada Muslim Uighur baik berupa materiil maupun doa.
"Kami mengajak seluruh umat muslim di Indonesia untuk melakukan boikot terhadap produk-produk China yang beredar di Indonesia sebagai bentuk kepedulian," tuturnya.
Tuntutan yang terakhir, kata Abdul, yaitu mendesak Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan dunia internasional untuk mengambil langkah strategis untuk menghentikan tindak kekerasan terhadap Muslim Uighur.
Seperti diberitakan oleh Ngopibareng.id sebelumnya, isu Muslim Xinjiang (China) kembali menjadi trending topik pada akhir tahun 2019.
Seperti halnya pada akhir tahun 2018, suhu politik di Indonesia pun ikut memanas seiring adanya isu Muslim Xinjiang yang berada di kamp pelatihan vokasi. Hal itu, dalam pandangan beberapa ormas Islam di Indonesia mereka terzalimi secara massal oleh Komunis China.
"Pada saat ini isu itu kembali muncul mulai dari dokumen rahasia Partai Komunis akan membungkam Islam sampai kucuran dana kepada ormas Islam yang diundang ke Xinjiang," tutur Rasyuhdi, santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo, yang kini menempuh pendidikan di Nanjing University, China.
Laporan media The Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu 11 Desember 2019 menyebutkan, ihwal kucuran dana kepada ormas-ormas Islam di Indonesia diberikan agar mereka diam terkait masalah Muslim Uighur di Xinjiang.