Origami dan Keroncong Dikawinkan, Rugi Kalau Sampeyan Gak Datang
Seni melipat kertas ala Jepang, origami, dan lantunan musik keroncong berkolaborasi, apa yang terjadi? Seru tenan jawabnya. Kolaborasi yang unik tapi memunculkan respon positif.
Kolaborasi unik ini mewarnai Pasar Karetan, Minggu (15/4) kemarin. Ini membangkitkan sisi kreativitas. Selain dua itu, demo beragam kerajinan tangan juga menyatu padu pagi dengan aktivitas Pasar Karetan.
Seperti biasa, kawasan Radja Pendapa di Desa Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, Jawa Tengah, sudah ramai sejak pagi. Beragam aktivitas terlihat di sana.
Pasar menjadi semakin berwarna dengan kehadiran Komunitas Kendal Crafter. Komunitas ini mengajarkan berbagai tips mengenai origami. Koordinator Pasar Karetan, Mei Kristanti mengungkapkan, kehadiran Komunitas Kendal Crafter ini membawa warna unik.
“Meski terlihat sederhana, kegiatan melipat kertas ini seru dan sangat menyenangkan. Origami ini sebenarnya juga sangat populer. Oleh karena itu, mereka sengaja hadir di sini untuk berbagi pengetahuan,” ungkap Mei.
Teknik origami tidak menggunakan potongan dan perekat kertas untuk membentuk objek. Mei mengatakan, kegiatan ini cukup menyita perhatian.
“Respons pengunjung untuk kegiatan ini sangat tinggi. Secara khusus kegiatan ini untuk anak-anak, tapi para dewasa juga tertarik,” kata Mei lagi.
Kehadiran komunitas sesuai dengan tema yang diusung. Yaitu 'Kreasi Kerajinan Kertas di Pasar Karetan'. Untuk mengikuti teknik origami, pengunjung tidak harus membawa kertas sendiri. Karena, pengelola pasar sudah menyiapkannya.
Mei menerangkan, pengunjung tinggal mengikuti instruksi untuk membuat sebuah objek. “Semua sudah disiapkan. Mereka tinggal membuat bentuk-bentuk seperti yang diminta. Ada banyak bentuk yang berhasil dibuat,” ujarnya.
Usai bermain origami, keceriaan anak-anak pun berlanjut. Mereka beradu kreativitas dengan membuat kerajinan tangan. Bahan bakunya tetap kertas. Objek yang dibuat adalah bunga-bunga.
Lebih menarik lagi, bunga-bunga ini dibuat dengan memanfaatkan kertas dan barang bekas lainnya yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Mei menjelaskan, Pasar Karetan ingin menanamkan jiwa peduli lingkungan sejak usia dini.
Selain origami, kami juga mengajarkan anak-anak cara membuat kerajinan tangan dari bahan-bahan bekas. Kertas-kertas ini bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai prakarya, seperti bunga-bunga.
"Hasil dari kerajinan tangan anak-anak ini cukup bagus dan rapi. Semoga dengan memahami ini, mereka akan semakin peduli lagi terhadap lingkungan di sekitarnya. Yang jelas, ada banyak manfaat dari kegiatan-kegiatan ini,” tutur Mei.
Dengan merangsang sisi kreativitasnya, diharapkan ketergantungan anak-anak terhadap gadget akan berkurang. Mereka bisa bermain sembari mengembangkan imajinasinya dalam rupa benda yang riil.
“Ada banyak karya yang bisa dihasilkan oleh anak-anak dari sekedar bermain gadget. Dan, membuat berbagai bentuk kerajinan tangan ini jauh lebih baik. Sisi kreativitas anak akan jauh lebih keluar,” ulas Mei lagi.
Saat anak-anak dan beberapa dewasa asyik membuat kerajinan tangan, pengunjung yang lain larut dalam alunan musik keroncong. Musik keroncong ini dibawakan secara akustik.
“Kami sengaja mendatangkan grup musik keroncong. Mereka itu berasal dari Boja juga. Kami sengaja memberdayakan kreativitas masyarakat sekitar pasar. Jadi mereka ada ruang untuk berekspresi,” katanya.
Suasana menjadi seru saat para musisi berinteraksi dengan pengunjung. Tidak sedikit pengunjung yang me-request lagu. Sebagian pengunjung lainnya larut dalam nyanyian. Aksi-aksi tersebut langsung disambut dengan tepuk tangan.
Beberapa pengunjung pun terlihat aktif mengabadikan momen saat rekan dan keluarga mereka bernanyi. Seperti seorang camera person profesional, mereka mengabadikan momen ini dari berbagai angle.
"Musik keroncong seperti ini masih banyak penggemarnya. Mereka juga hafal setiap lirik dari lagu-lagunya. Kami senang karena pengunjung ini mau tampil dan menyumbangkan suaranya bagi yang lain,” jelasnya lagi.
Secara keseluruhan jumlah pengunjung Pasar Karetan relatif stabil seperti pekan-pekan sebelumnya. Mereka pun tampak menikmati suasana beserta kuliner Pasar Karetan.
Ada beragam kuliner yang jadi favorit, seperti Nasi Bakar Pasar Karetan, Raja Bubur, hingga Bakso Bathuk Mlumah. Menu lainnya Sate Sentiling yang terkenal sangat instagramable karena warna warninya. Kalau haus, Es Rambut Bidadari dan Dawet Ungu yang paling dicari
Menu lainnya juga tak kalah lezatnya. Sate Brangkal, Gendar Pecel, Soto Pandanaran, Nasi Kuning Yangti, juga Bakul Jenang, dijamin menggoyang lidah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, inovasi yang dilakukan Pasar Karetan mampu mempertahankan ritme dari jumlah pengunjungnya yang mencapai ribuan orang tersebut. Grafik jumlah pengunjung juga relatif stabil.
“Pasar Karetan semakin mantab dengan polanya. Jumlah pengunjungnya relatif stabil. Mereka sudah memiliki pangsa pasar tetap. Kondisi ini tentu sangat bagus. Saat ini artinya lini-lini bisnis mereka bisa bergerak dengan bagus. Kondisi ini harus terus dipertahankan. Pokoknya jangan sampai turun. Promosi melalui media sosial terus dioptimalkan dan intensitasnya dinaikan,” tutupnya. (*)
Advertisement