Organisasi Profesi Kesehatan Keluhkan Minimnya APD
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama organisasi profesi kesehatan menyampaikan surat terbuka kepada pemerintah. Mereka menuntut fasilitas kesehatan dan menjamin ketersediaan Alat Pelindung Diri(APD), bagi tenaga medis dalam penanganan Covid-19. Jika tidak tersedia, tenaga medis diminta tak menangani pasien corona.
Keterbatasan APD sebenarnya bukan keluhan tenaga medis Indonesia, tapi seluruh dunia karena wabah corona menjangkiti lebih dari 108 negara di dunia.
Sementara itu, organisasi profesi kesehatan yang terlibat dalam pernyataan bersama itu adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Surat tersebut diteken oleh Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih, pada Jumat 27 Maret 2020.
"Kami meminta terjaminnya Alat pelindung DIRI (APD) yang sesuai untuk setiap tenaga medis. Bila ini tak terpenuhi maka kami meminta kepada anggota profesi kami untuk sementara tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien Covid-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan sejawat," demikian tertulis dalam pernyataan bersama tersebut.
Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik membenarkan adanya surat Pernyataan Bersama Organisasi Profesi yang beredar di media sosial soal tuntutan APD itu.
"Iya (itu tuntutan) kepada pemerintah dan fasilitas kesehatan," kata Halik, Jumat 27 Maret 2020 malam.
Halik mengatakan, para tenaga medis rentan terjangkit karena berhubungan langsung dengan pasien. Jika tanpa APD, tenaga medis untuk tidak ikut melakukan perawatan penanganan pasien Covid-19.
"Iya, bukan menarik, tapi membatasi hanya yang ada APD yang bisa bertugas agar tidak tertular atau malah menularkan," katanya
Halik menyebut tenaga medis merupakan garda terdepan dalam 'perang' melawan Covid-19. Jika petugas tertular, rumah sakit dan pasien sendiri yang rugi karena kekurangan tenaga medis.
"Ya harus begitu, kalau tidak akan berisiko tertular atau malah menularkan. Itu yang dihindari agar kasus tidak bertambah dan tenaga medis tetap tersedia," tegasnya.
"Kalau tenaga medis tertular kan harus dirumahkan. Nah, itu bahaya untuk rumah sakit bisa lumpuh," sambung dia.
Sebelumnya pemerintah sudah menyebar kebutuhan APD tambahan ke semua wilayah. Namun, kelangkaan terancam kembali terjadi jika tak ada pasokan tambahan. Sebab, pemakaian APD hanya sekali pakai langsung buang agar tidak semakin 'menimbun' kuman.
Advertisement