Organisasi Buruh Desak Polisi Usut Trafficking Rokaya Indramayu
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mendesak Polres Indramayu segera mengusut dugaan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) bernama Rokaya.
"Kami akan mendesak Polres Indramayu untuk menindaklanjuti proses hukum kepada para perekrutnya (yang dilaporkan terkait TPPO)," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat Juwarih di Indramayu, Sabtu.
Juwarih mengatakan Rokaya merupakan pekerja migran yang berasal dari Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Menurutnya, Rokaya diduga merupakan korban tindak perdagangan orang, mengingat yang bersangkutan diberangkatkan pada masa pandemi COVID-19.
Untuk itu, lanjut Juwarih, pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut agar dapat segera diproses oleh Polres Indramayu.
"Karena kami juga sudah melaporkan dugaan kasus TPPO Rokaya," tuturnya.
Juwarih mengatakan saat ini, Rokaya sudah kembali ke Indramayu, setelah pemerintah berupaya memulangkannya dari Erbil, Irak.
Rokaya sempat membuat video berdurasi satu menit lebih, di mana dalam video tersebut ia menceritakan kondisinya, dan meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo untuk bisa memulangkannya ke Tanah Air.
Rokaya (40), pekerja migran Indonesia, akhirnya kembali ke kampung halaman setelah terindikasi kuat menjadi korban perdagangan orang di Irak. Warga Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, itu sempat viral karena mengunggah video permintaan tolong ke Presiden Joko Widodo untuk diselamatkan.
Desty Puspa Mentari (29), adik Rokaya, menuturkan, kakaknya kembali ke rumah di Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kamis 13 Januari malam, setelah sepekan menjalani karantina di Jakarta sejak Minggu 2 Januari 2022.