Organda: Solar Langka, Sejumlah Bus-Truk Tidak Beroperasi
Kelangkaan solar di hampir semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Probolinggo membuat sejumlah armada bus dan truk dikandangkan di garasi. Organisasi Angkuta Darat (Organda) Probolinggo pun mendesak, Pertamina lancar memasok solar ke SPBU-SPBU di Probolinggo.
“Banyak keluhan sopir-sopir bus dan truk yang kami terima terkait kelangkaan solar di Probolinggo,” ujar Ketua Organda Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso, Rabu, 6 April 2022.
Kalau pun ada SPBU yang masih buka, stoknya cepat habis karena diserbu ratusan bus dan truk. Seperti SPBU di Triwung Lor, Kota Probolinggo yang Selasa, 5 Apri 2022 kemarin mendapatkan pasokan solar 8.000 liter dari Pertamina.
Karena solar sulit didapat, kata Tommy, sejumlah pengusaha memilih tidak mengoperasikan bus dan truknya. “Sejumlah bus tidak beroperasi karena mereka kesulitan mendapatkan solar,” ujar Tommy yang juga pemilik Perusahaan Otobus (PO) Akas I.
Soal pusingnya armada bus dalam mendapatkan solar juga dikeluhkan sejumlah penumpang bus. “Saya kemarin naik bus jarak pendek, Probolinggo-Lumajang, busnya sampai muter-muter cari solar di sejumlah SPBU, akhirnya dapat solar tapi jenis solar dex,” ujar Zaki, warga Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo.
Sejumlah sopir bus mengaku menjalin hubungan dengan petugas SPBU. “Biasanya saya telepon dulu apakah solar ada, barulah bus berangkat ke SPBU tersebut,” ujar seorang sopis bus Patas, Surabaya-Jember.
“Kami sempat menghubungi Pertamina Jatim, meminta agarpasokan solar jangan sampai langka. Informasinya, hari ini Pertamina Jatim memasok solar ke SPBU-SPBU di Probolinggo,” ujar Tommy. Sebab kelancaran pasokan solar menjamin angkutan darat (bus dan truk) bisa beroperasi.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Organda Probolinggo, Andre Santoso yang juga menangani kendaraan angkutan barang. Dikatakan akibat kelangkaan solar ini ada beberapa perusahaan truk yang memang menghentikan sejumlah truknya.
“Banyak truk tidak jalan karena sulit mendapatkan pasokan solar. Beruntung truk-truk di perusahaan kami meski sempat kesulitan mendapatkan solar, akhirnya tadi malam dapat kiriman solar,” ujar Andre.
Sejumlah sopir truk yang terpaksa jalan juga mengeluh karena mereka hanya dijatah bisa membeli Rp250 ribu (setara 38 liter solar). Bahkan jika solar habis, sejumlah sopir truk terpaksa membeli solar dex yang dijatah Rp260 ribu (setara 22 liter).
Andre berharap, pada bulan Ramadhan ini hendaknya pasokan solar lancar. Sebab kebutuhan selama puasa dan Hari Raya Idul Fitri mendatang mulai dipasok dengan angkuta darat (truk).
“Tersedianya pasokan solar di SPBU akan memperlancar arus truk-truk pengangkut sembako saat puasa dan hari raya,” ujar Andre.