Organda Probolinggo Keberatan Larangan Mudik Lebaran
Kebijakan pemerintah pusat yang melarang mudik lebaran 2-17 Mei 2021 mendatang mendapat reaksi dari Organisasi Angkutan Darat (Organda). Ketua PDC Organda Kota Probolinggo, Tommy Wahyu Prakoso meminta, jika larangan mudik lebaran diberlakukan, pemerintah hendaknya memberikan kompensasi (tunjangan) kepada awak angkutan umum.
"Jika larangan mudik lebaran diberlakukan maka akan berdampak pada para pengusaha angkutan terutama angkutan penumpang hingga awak angkutan umum,” ujar Tommy kepada wartawan, Kamis, 15 April 2021.
Pengusaha Perusahaan Otobus (PO) Akas itu mengaku, Organda hingga kini belum menerima surat dari Menteri Perhubungan terkait tidak beroperasi angkutan umum pada 2-17 Mei itu. “Selama SK Menhub itu belum keluar, angkutan umum akan terus beroperasi,” ujarnya.
Dikatakan Organda tentu mendukung langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui moda transportasi darat. Termasuk pengetatan protokol kesehatan dengan mewajibkan semua penumpang bermaskes, penyediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, hingga adanya layanan G-Nose di Stasiun Probolinggo.
Soal kompensasi kepada kru angkutan umum jika larangan mudik diberlakukan, Tommy mengaku sangat berharap. “Pemerintah bisa membantu memberikan tunjangan hari raya kepada awak angkutan umum seperti tahun lalu melalui program jaring pengaman sosial yang diberikan melalui Organda,” kata mantan anggota DPRD Kota Proboinggo itu.
Sepinya penumpang sejak pandemi Covid-19 juga diungkapkan para kru angkutan umum. “Sejak pandemi Covid-19, bus antar kota susah mendapatkan penumpang,” ujar Imam, sopir bus antar kota.
Warga Jalan Mastrip, Kota Probolinggo itu mengaku, keberatan dengan kebijakan pemerintah yang melarang mudik lebaran. “Kalau mudik lebaran diberlakukan kan paling tidak bisa membuat kami sedikit senang karena selama ini penumpang sepi,” ujarnya.
Sepinya penumpang bisa dilihat di Terminal Bus Bayuangga, Kota Probolinggo. Terlihat bus-bus yang berangkat dari terminal penumpangnya tidak sampai separo dari kapasitas kursi yang tersedia.
“Sejak pandemi Covid-19, saya lebih senang naik motor saat bepergian ke luar daerah,” ujar M. Ali, warga Kelurahan Tisnonegaran, Kota Probolinggo.