Orangtua Pratu Marinir Dwi Syok, Putranya Tewas Diserang KKB
Jenazah Pratu Marinir Dwi Miftahul Ahyar, prajurit yang gugur akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, dijadwalkan datang ke rumah duka, pada hari ini, Minggu 24 April 2022.
Sesuai jadwal yang beredar di kalangan jurnalis, pemberangkatan jenazah dari Timika hingga landing di Lapangan Udara Mulyono, Surabaya, pada pukul 15.00 WIB. Selanjutnya, usai dilakukan berbagai upacara kedinasan, jenazah diberangkatkan ke rumah duka di Lamongan. Diperkirakan jenazah baru tiba menjelang maghrib.
Mengingat kedatangan jenazah bertepatan dengan waktu berbuka puasa, pihak keluarga memutuskan untuk pemakaman jenazah selepas salat isya dan tarawih.
"Hasil koordinasi dengan pihak keluarga, informasinya pemakaman akan dilakukan setelah salat tarawih," kata Kasdim 0812 Lamongan, Mayor Arh GN Putu Ardana.
Wawan, paman mendiang Pratu Marinir Dwi Miftachul Ahyar membenarkan pemilihan waktu pemakaman tidak berbenturan dengan ibadah umat muslim saat Ramadan. Pihak keluarga memutuskan pemakaman TPU desa setempat.
"Dari kedinasan, yang katanya sesuai aturan, memang pemakamannya ditawarkan di Taman Makam Pahlawan Lamongan. Tapi dari keluarga, terutama ibunya Dwi, minta dimakamkan di sini (Babat) saja," terang Wawan.
Dari pantauan Ngopibareng.id, suasana rumah duka dipenuhi kedatangan saudara dan rekan almarhum dari kesatuan dinas. Selain itu, sejumlah karangan bunga juga berderet di halaman rumah duka. Karangan bunga datang dari Panglima TNI dan Pangarmatim AL sebagai perwakilan ucapan bela sungkawa.
Sementara itu, pasangan Sartono dan Mina, orangtua Pratu Marinir Dwi Miftachul Ahyar, kondisinya masih syok. Terutama sang ibu cenderung diam. Dia bahkan tak bisa membalas ucapan atau saat diajak ngobrol lawan bicaranya.
"Mas Sartono dan istrinya tidak percaya kalau Dwi meninggal. Makanya mereka sangat terpukul," imbuh Wawan.
Di kampung halamannya, Pratu Marinir Dwi Miftakhul Ahyar dikenal baik dan pendiam. Dia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Dia lolos masuk TNI AL 2014, setelah beberapa kali gagal tes.
Pratu Marinir Dwi Miftakhul Ahyar bertugas di Surabaya. Ia dan sejumlah rekannya kemudian ditugaskan di Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar di Kalikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Ketika sedang bertugas terjadi serangan KKB. Pratu Marinir Dwi Miftakhul Ahyar gugur.