Orang Tua Menjadi Monster Bagi Anaknya Sendiri?
Orang tua menjadi monster bagi anaknya sendiri? Mungkin ungkapan itu sedikit berlebihan. Tetapi, ulah seorang ayah yang merupakan mantan petinggi start up Unicorn pada anaknya baru-baru ini, tidak mengagetkan. Pelaku menyiksa anaknya dengan pukulan, tendangan dan cacian.
Berita itu cukup viral, baru-baru ini. Peristiwa ini sebenarnya adalah fenomena gunung es, di mana sebenarnya tidak sedikit orang tua yang memperlakukan anaknya sebagai ‘sansak hidup’ ketika sedang dalam tekanan. Para oknum orang tua itu sering berdalih demi pendidikan, sopan santun dan beribu alasan memperlakukan anaknya dengan cara yang tidak wajar.
Perlakuan keras bahkan penyiksaan sering dipakai sebagai justifikasi untuk ‘mendidik’ anaknya. Mereka tidak sadar, bahwa perlakuan itu menimbulkan dampak yang besar pada perkembangan kejiwaan anak. Anak menjadi trauma dan bisa berakibat ke perilaku si anak sampai dewasa. Dampaknya sangat banyak, mulai dari jatuhnya kepercayaan diri menghadapi hidup, sampai menduplikasi perlakuan keras orang tuanya kepada anaknya nanti, sehingga menjadi mata rantai yang tidak ada putusnya.
Mengapa banyak orang tua yang seperti itu? Kemungkinan besar, orang tua dengan perilaku seperti itu, adalah sosok yang sedang menghadapi tekanan, entah akibat pekerjaan, bisnis atau masalah lain. Jadi, dampak dari tekanan hidup menjadikan orang tua seperti itu melampiaskannya pada anaknya sendiri.
Dampak tekanan hidup seperti stress memang luar biasa. Hal ini terjadi tidak saja pada orang dewasa atau orang tua saja. Stress juga sudah menjadi fenomena yang umum di kalangan pelajar dan mahasiswa. Contoh terakhir, adanya kasus mahasiswa Fisipol UGM yang bunuh diri karena depresi yang dialaminya. Tanpa bermaksud mencari siapa yang salah, kejadian itu juga merupakan fenomena gunung es. Ada beberapa penelitian yang menunjukkan tingginya tingkat stress bahkan depresi di kalangan mahasiswa. Bahkan, kecendurungan bunuh diri juga mulai terdeteksi di kalangan mereka.
Hal seperti di atas, tentu harus segera ditangani untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa, agar masa depan mereka terjamin lebih bahagia dan cerah. Salah satu cara untuk mengatasi stress, depresi dan gejala mental lainnya adalah dengan menggunakan self healing, Terapi Tapping berbasis EFT atau Emotional Freedom Technique.
Teknik pembebasan emosi ini ditemukan oleh Garry Craig, seorang praktisi self healing asal Amerika Serikat sekitar tahun 1990. Teknik ini beredar luas di negri Paman Sam, bahkan menjadi obyek penelitian di kalangan ilmuwan Amerika. Perkembangan teknik ini sangat pesat, hingga masuk ke jurnal psikologi Amerika Serikat.
Di tanah air, teknik ini bisa juga dipelajari. Ada banyak life coach yang mengajarkan teknik ini. Salah satunya adalah Yuyun Wardhana, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM Yogyakarta yang telah menekuni teknik penyembuhan mandiri ini sejak 15 tahun yang lalu. Sejatinya, Yuyun Wardhana adalah seorang produser dan sutradara program televisi dan produk audio visual lainnya. Di tahun 2008, dirinya mengalami serangan migraine akut. Untuk mengobatinya, Yuyun sudah mendatangi 9 dokter plus 1 psikolog. Bahkan, ketika sedang mengalami serangan migraine, Yuyun bisa menelan 5 butir obat sakit kepala ternama. Dan sejak mengenal terapi ini, dirinya bebas sepenuhnya dari penggunaan obat tersebut hingga saat ini.
Selain mempraktekkan untuk dirinya sendiri, Yuyun yang saat ini sudah menjadi Certified Master Trainer EFT dan expert self healing ini juga berbagi pengalaman dan ilmunya bagi siapa saja yang ingin belajar. Sebelum pandemi, Yuyun beberapa kali menyelenggarakan training self healing terapi tapping secara offline. Dan sejak pandemi, Yuyun menggunakan teknologi untuk menjangkau para peminat teknik ini. Selama pandemi, sudah ribuan murid atau peserta yang belajar menguasai teknik ini. Mereka datang dari berbagai belahan penjuru dunia seperti UK, Belgia, Texas, Washington DC, Tokyo, Taiwan, Hongkong, Singapura, Manila, Canberra, Brisbane, Sidney. Dan tentunya dari Aceh hingga Papua sudah tersebar murid-muridnya.
Manfaat dari belajar teknik ini adalah, peserta bisa mengatasi sendiri keluhan-keluhan tertentu seperti psikosomatis, migraine, asam lambung, HNP, tekanan darah tinggi, nyeri otot/sendi, dan berbagai keluhan lainnya. Selain itu, juga berguna untuk mengatasi masalah psikis seperti stress, cemas, over thinking, insomnia. Dan yang paling penting, adalah membersihkan sampah-sampah emosi masa lalu yang bisa membuat seseorang mempunya perilaku destruktif, emosional tak terkendali, bisnis seret, karir macet dan lain sebagainya. Pendek kata, jika dijalankan secara sungguh-sungguh, teknik ini bisa mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih positif, atau mengalami transformasi diri. Transformasi inilah yang selam ini dialami oleh Yuyun, sehingga akhirnya Yuyunpun juga berhasil menulis buku dengan judul “Keajaiban Menerima dengan Ikhlas & Pasrah.”
Di akhir tahun 2002, Yuyun menutup tahun dengan menyelenggarakan training secara offline di Jogjakarta. Bertempat di Digilib Café Fisipol UGM, training akan diselenggarakan pada hari Jumat 30 Desember 2022 jam 08.00-12.00 WIB. Peserta yang ingin belajar self healing bisa mengikuti training tersebut dengan berinvestasi sebesar Rp 249,000. Biaya tersebut sudah meliputi coffee break, snack dan makan siang.
Meskipun acara training ini bertempat di kampus FISIPOL UGM, tetapi pesertanya tidak dibatasi, alias bisa dari kalangan umum. Mengingat kapasitas Digilib Café yang terbatas, bagi peminat hendaknya melakukan pendaftaran terlebih dahulu secara online dengan mendaftarkan diri ke nomor WA 081320002066. Dalam acara training ini, juga disediakan door prize buku “Keajaiban Menerima dengan Ikhlas & Pasrah. untuk 5 peserta yang beruntung.
Diharapkan training bisa menjadi salah satu solusi atau ‘SELF HELP‘ bagi orang tua dan mahasiswa yang merasa kesulitan menghadapi problem-problem emosi dan tentunya bagi siapa saja yang merasa kesulitan menghadapi persoalan-persoalan hidup maupun masalah kesehatan fisik dan mental demi meraih kehidupan yang sehat rohani dan jasmani yang bahagia. (yun)
Advertisement