Orang Sukses Penuh Ujian, Tetap Berpikir Positif
Dalam hadis disebutkan: Jika Allah mencintai hambaNya, maka Allah akan mengujinya untuk mendengar tadlarru'nya (mendekat-dekat memohon Dan merendahkan diri kepada Allah). Demikian renungan Ustad Jamal Ma'mur Asmani.
Melihat hadis ini, maka orang sukses ketika mendapatkan ujian yang dikedepankan adalah positive thinking (husnudz dzan). Pasti ada rahasia Allah di balik ujian tersebut.
Positive thinking menjadi modal utama dalam melangkah ke depan dengan perjuangan Dan kesungguhan paripurna. Prestasi akan datang dengan sendirinya. Hal ini sesuai kaidah : pahala sesuai kadar perjuangan
(الثواب بقدر التعب).
Sejarah hidup KH Ahmad Fayumi Munji Kajen yang terus menimba ilmu meskipun ekonomi orangtua pas-pasan menghasilkan kemampuan yang luar biasa dalam Bidang ilmu fiqh, Ushul fiqh, Dan falak.
Selama 9 bulan belajar di Sarang di bawah bimbingan Syaikh Zubair Dahlan, KH Ahmad Fayumi Munji berjuang untuk tetap eksis. Modal yang dibawa hanya cukup 3 bulan saja. 3 bulan selanjutnya, KH Ahmad Fayumi hidup dengan diberi bantuan gurunya, Syaikh Zubair. 3 bulan terakhir, KH Ahmad Fayumi Munji hidup dengan cara banyak memimpin tasyakkuran dan selamatan yang diadakan masyarakat Sarang sekitar pesisir laut.
"KH Suyuthi Abdul Qadir Guyangan ketika gagal merintis madrasah saat era kolonial, kembali merintis lagi pasca-kemerdekaan dengan menggalang persatuan dan kekompakan dan didasari keikhlasan dan semangat berkorban yang tinggi. Akhirnya, Madrasah yang dirintis menjadi Madrasah Besar, yaitu Raudlatul Ulum."
Keterbatasan Ekonomi tidak menjadi penghalang meraih kesuksesan. KH Muhammadun Pondowan meskipun dalam keterbatasan Ekonomi tetap gigih mencari ilmu. Ketika mondok di Pondok Kiai Yasin Bareng Kudus yang notabene adalah pamannya sendiri karena adiknya Ibunya, KH Muhammadun Punya siasat supaya Tetap eksis di tengah keterbatasan.
Ketika masak (ngeliwet), berasnya dicampur kerikil (Batu kecil), sehingga ketika sudah masak, maka cara memakannya dilakukan dengan pelan dan sabar karena harus memilah-milah antara nasi dan kerikil.
KH Suyuthi Abdul Qadir Guyangan ketika gagal merintis madrasah saat era kolonial, kembali merintis lagi pasca-kemerdekaan dengan menggalang persatuan dan kekompakan dan didasari keikhlasan dan semangat berkorban yang tinggi. Akhirnya, Madrasah yang dirintis menjadi Madrasah Besar, yaitu Raudlatul Ulum.
Sejarah hidup ulama ini menjadi cermin untuk Selalu melakukan yang terbaik dalam hidup Dan jangan pernah menyalahkan Allah.
Menciptakan Takdir Sendiri
Dalam dunia modern, berhamburan buku-buku motivasi. Salah satu yang saya suka adalah You Are A Leader, Menjadi Pemimpin dengan Memanfaatkan Potensi Terbesar yang Anda Miliki, karya Arvan Pradiansyah yang diterbitkan Kaifa Bandung, Agustus 2010, cet. 2.
Dalam buku ini, Arvan menjelaskan tiga langkah menumbuhkan kepemimpinan dalam diri manusia.
Pertama, menyadari dengan sepenuh hati bahwa nasib seseorang Ada di tangannya sendiri. Manusia adalah sutradara kehidupannya sendiri. Allah Tidak akan mengubah nasib manusia selama IA sendiri Tidak berjuang mengubah nasibnya.
Kedua, manusia sebagai sutradara Harus mampu menuliskan skenario hidupnya sendiri. Dalam menulis skenario ini, seseorang Harus membedakan hal-hal Penting yang menjadi nilai hidupnya Dan yang tidak penting.
Ketiga, menjalankan skenario yang dibuat secara disiplin Dan konsisten sesuai nilai-nilai yang dianggap penting dalam langkah kedua.
Tiga langkah yang disampaikan Arvan Tidak bertentangan dengan pandangan Islam tentang takdir karena Agama ini sejak Awal mendorong manusia untuk bersungguh-sungguh mengubah nasib dengan optimalisasi potensi yang dimiliki.
Allah membenci orang yang bermalas-malasan, berpangku tangan, Dan menunggu uluran tangan orang lain. Meskipun demikian, manusia Tidak boleh sombong Dan memastikan hasil. Jika kesuksesan diraih, rasa syukur dipanjatkan kepada Allah atas anugerah Dan pertolonganNya. Jika gagal menimpa, dihadapi dengan sabar, optimis dan positive thinking sehingga terus berjuang Dan pantang menyerah.
Nabi Muhammad adalah teladan agung dalam masalah takdir ini. Nabi berusaha dalam bidang Ekonomi Dan dakwah. Setiap kali menemui kegagalan disikapi dengan positif, sehingga Nabi pantang mundur dalam medan juang. Nabi justru membulatkan tekad dalam memperjuangkan Islam meskipun tantangan Dan rintangan datang berhamburan, karena yakin akan pertolongan Allah.
Positive thinking dengan takdir Allah menjadi jembatan meraih kesuksesan yang lebih besar dalam episode hidup manusia. Semoga, Amin.
Wonokerto, Selasa, 23 Ramadan 1440 - 28 Mei 2019
Demikian renungan Dr Jamal Ma'mur Asmani.
Advertisement