Orang Mukhlis Tak Bisa Digoda Iblis, Begini Penjelasan Ulama
Imam besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan sikap seorang mukminyang ikhlas (mukhlis) tidak bisa digoda iblis.
Setelah membahas tentang anak tangga menuju langit, Kiai Nasaruddin membahas tentang seseorang yang mencapai derajat ikhlas atau disebut mukhlishin. Ikhlas ibarat tangan kanan berbuat baik, tangan kiri tidak tahu.
Seperti nasihat bijak Ibnu Atha'illah (pengarang kitab Al-Hikam), amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna.
Seperti diketahui riya adalah popularitas. Sifat tercela ini adalah lawannya ikhlas. Orang-orang saat ini banyak berlomba-lomba mencari popularitas dunia. Orang yang memburu terima kasih itu pertanda tidak ikhlas. Bahkan ulama-ulama mengatakan orang yang masih menikmati terima kasih atas kebaikannya itu pertanda cacatnya amalan orang tersebut.
"Mari kita hijrah, mari kita mulai menyembunyikan kebajikan kita. Jangan pernah menikmati pujian. Karena pujian itu hanya milik Allah," ajak Kiai Nasaruddin Umar.
Kiai Nasaruddin menjelaskan, jangan mengumumkan kepada orang agar tidak dipuji karena akan menimbulkan kesan yang tidak ikhlas. Manusia boleh saja menerima ucapan terima kasih dari oramg lain. Namun, jangan sampai berharap setiap kebajikan dihargai atau dipuji.
Jika seseorang sudah sampai ke maqom ikhlas, maka tidak perlu lagi berharap terima kasih atau meminta pujian. Banyak orang yang jatuh dan tersungkur karena pujian, bukan karena kritikan.
"Bersedihlah jika kita dipuji. Jika kita dikritik orang, syukurilah kritikan itu. Seperti Rasulullah, jika kritikannya benar beliau mengucapkan ampuni aku ya Allah, jika kritikannya salah, ampuni dia ya Allah. Tidak ada dendam yang bermalam," kata mantan Wakil Menteri Agama itu.
Nasaruddin mengungkapkan, ketika Iblis bersumpah pasti aku akan menggoda anak cucu Adam, illa min ibaadikal mukhlasin. Kecuali orang-orang yang Mukhlis.
"Jadi, seorang mukhlis masih mungkin digoda oleh Iblis. Mukhlis dan mukhlas itu beda. Mukhlis itu masih mengingat memori kebajikan yang dilakukannya. Kalau mukhlas itu tidak lagi mengingat kebaikannya. Orang yang mukhlas itu tidak bisa digoda Iblis," jelasnya.
Allah SWT menyatakan ketiberdayaan Iblis di hadapan mukhlashin (orang-orang mukhlas) dalam Al-Quran: "Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas di antara mereka". (Surah Al-Hijr: 39-40)
Di ayat lain, Allah berfirman: "Iblis menjawab: 'Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. (Surah Shad: 82-83)
Demikian wallahu a'am.