Orang Memberi itu Kaya, Kata Gus Ali
“Kiai, saya punya banyak tetangga. Sebagian besar hidupnya justru kekurangan, alias miskin. Bagaimana bisa bersedekah dalam kondisi demikian?”
Demikian ditanyakan Nawawi Hamzah, warga Kali Rungkut Surabaya, dikutip ngopibareng.id.
"Orang yang bodoh tapi dermawan lebih utama ketimbang orang pintar tapi kikiri. Setiap orang memimpikan untuk mendapat kebahagiaan serta kesuksesan. Akan tetapi tidak semua bisa menemukan cara meraihnya."
Demikian pesan KH Agoes Ali Masyhuri, Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo, menjawab pertanyaan umat Islam, usai Jumatan di Masjid Al-Akbar Surabaya, Jumat (26/1/2018). Berikut jawaban lengkapnya:
Setidaknya ada 5 langkah cerdas menuju sukses dalam hidup. Pertama, harus memiliki komitmen kerja keras dan cerdas.
Firman Allah dalam Al-Quran surat at-Taubah ayat 105: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Ayat ini sebagai daya stimulan khususnya bagi santri agar juga berusaha bekerja keras dan cerdas.
Sedangkan syarat kedua adalah harus memiliki waktu yang panjang. Bukan punya waktu lebih dari 24 jam, akan tetapi disiplin dan cerdas mengatur waktu. Karena itu, disiplin harus menjadi spirit utama bagi kaum Muslimin.
Apalagi alam telah memberikan penjelasan tentang bagaimana kesinambungan dan keajegan yang ada lewat sunnatullah atau hukum alam.
Ketiga, adalah komitmen senantiasa berbakti kepada orang tua. Dalam pandangannya, walaupun seseorang memilki gelar berderet dan juga pengaruh yang demikian besar, namun kalau tidak memiliki etika kepada orang tua, maka tidak akan ada gunanya.
Untuk prasyarat keempat adalah sifat dermawan. Bahkan mereka yang banyak dosa atau fasik tapi dermawan, lebih dicintai dan memiliki kejayaan daripada yang bakhil walau ahli ibadah.
Untuk syarat terakhir adalah bangun pada akhir sepertiga malam. Gunakanlah sepertiga malam terakhir tersebut untuk mengetuk pintu langit, sebagaimana juga dicontohkan Rasulullah SAW.
Kami sarankan agar pada waktu jelang shubuh itu juga disempatkan untuk melihat ke langit. "Agar wawasan kita semakin luas dan memiliki kecerdasan. (adi)