Orang Berilmu Harus Lawan Hoaks dan Fitnah, Kata Pakar
Orang-orang berilmu harus terus menerus melawan praktik hoaks, berita bohong maupun fitnah. Itulah pesan penting Prof. Muhammad Machasin, akademisi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Terkait Pernyataan Kiai Said Aqil Siroj yang menghebohkan saat Harlah Muslimat NU, Prof. Muhammad Machasin, memberikan penjelasan sangat jernih dicerna:
"Pesan wanti-wanti Ketum PBNU, Said Aqil Siroj, dalam pidato Harlah Muslimat itu sebenarnya sangat jelas: Hai warga Nahdliyyin, rebutlah posisi kunci dalam bidang keagamaan. Kalau tidak, kalian akan menyesal nanti kalau posisi itu dipegang orang lain yang akan menyalah-nyalahkan semua dari amaliah kita.
"Pesan wanti-wanti Ketum PBNU, Said Aqil Siroj, dalam pidato Harlah Muslimat itu sebenarnya sangat jelas: Hai warga Nahdliyyin, rebutlah posisi kunci dalam bidang keagamaan. Kalau tidak, kalian akan menyesal nanti kalau posisi itu dipegang orang lain yang akan menyalah-nyalahkan semua dari amaliah kita."
"Ini tdak jauh dari pernyataan Rasulullah yang diriwayatkan melalui Abu Darda’, seorang sahabat Nabi, yang dikutip K. Hasyim Asy’ari di dalam Khittah 26:
إذا ظهرت الفتن أو البدع وسب أصحابي، فليظهر العالم علمه، فمن لم يفعل ذلك فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
(Jika fitnah dan bid’ah bermunculan, dan sahabat-sahabatku dicaci maki, maka hendaklah orang yang tahu tampil ke muka dengan pengetahuannya. Barang siapa tidak melakukan hal itu, maka akan tertimpa kutukan Allah, para malaikat dan semua manusia).
Jadi, melawan fitnah, hoaks, caci-maki kepada orang baik-baik itu adalah tugas keagamaan. Warga NU yang mempunyai ilmu, tidak boleh tinggal diam. Ketika keadaan baik-baik, mereka tidak boleh menonjolkan diri, tetapi ketika banyak hoax berseliweran, mereka harus … wajib … tidak boleh tidak tampil untuk mengambil panggung. (adi)
Advertisement