Orang Baik tak Enggan Minta Maaf, Kiai Ma’ruf: Itu Dosa kepada Hak Adam
"Saat ini bangsa Indonesia sedang terganggu oleh munculnya kelompok radikal. Ia menyebut dua jenis radikalis, yakni radikalis agama dan radikalis sekuler," kata KH Ma'ruf Amin.
Rais 'Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengingatkan, sebaik-baik orang itu orang yang meminta maaf kepada sesamanya, baik sebenarnya dia punya kesalahan atau tidak, kepada masyarakat yang lain.
Menurutnya, sejelek-jelek orang adalah mereka yang punya salah, tapi mereka tidak mau meminta maaf pada yang lain.
“Dosa kepada hak adam ini yang harus dimintakan maaf, kalau dosa kepada Allah SWT Insya Allah sudah suci dengan kita berpuasa dan melaksanakan seluruh amal sunahnya yang lalu, karena kita sudah kembali ke fitri, atau bersih seperti baru dilahirkan kembali," terang Kiai yang juga menjabat Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) ini.
“Momen usai idul fitri melalui halal bi halal seperti ini yang pas minta maaf," ujar Kiai Ma'ruf, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Kamis (5/7/2018).
Sebelumya, Kiai Ma’ruf Amin saat memberi tausiayah dalam acara halal bi halal kebangsaan yang digelar Pemerintah Kabupaten Blitar bersama PCNU di Pendapa Kabupaten Blitar, Rabu (4/7/2018).
Acara bertajuk Halal bi Halal Ulama Umara Kabupaten Blitar untuk menuju Blitar Baldatun Thoyibatun Warobbun Ghofur dihadiri sekitar 2000 undangan. Terdiri dari ormas keluarga besar NU, Muhammadiyah, dan lainnya. Tidak ketinggalan perwakilan dari agama lain juga tampak hadir.
Menurut Kiai Ma’ruf Amin, umat Islam di Indonesia umumnya dan Blitar khususnya harus terus selalu memupuk persatuan dan kesatuan diantaranya dengan meninggalkan perbedaan yang tidak prinsipil.
“Kita harus terus tingkatkan persatuan dan kesatuan kita umat Islam. Jangan karena ada perbedaan kita pecah. Soal beda jumlah rekaat terawih aja kita tingkar, Sholat terawih dengan 20 rokaat monggo. Mau 10 yo monggo. Semua baik, yang tidak baik mereka yang tidak terawih," tambahnya.
Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia sedang terganggu oleh munculnya kelompok radikal. Ia menyebut dua jenis radikalis, yakni radikalis agama dan radikalis sekuler. Dua-duanya tidak cocok untuk Indonesia karena negara ini bukan negara agama juga bukan negara sekuler.
“Untuk itu kita harus bersama-sama membendungnya," katanya.
Kiai Ma’ruf mengaku bangga dengan Pemkab Blitar yang telah menggelar halal bi halal kebangsaan. Menurutnya momennya sangat tepat. Selain, usai lebaran idul fitri. Acara dilaksanakan usai gawe Pilgub Jawa Timur.
“Ini menjadikan mereka bersatu lagi setelah beda pilihan dalam pilgub dan hari ini saling bermaaf-maafan," terang Kiai.
Sebelum Kiai Ma’ruf ikut memberikan arahan, Bupati Blitar, H Riyanto, Ketua PCNU Kabupaten Blitar, KH Masdain Rifai Ahyat dan Kapolres Blitar, AKBP Anissullah M Ridha.(adi)