Optimisme, Melewati Krisis Ekonomi 2023
oleh: Arif Budimanta
SYARAT utama untuk membangun perekonomian yang baik adalah adanya perdamaian. Perang, bagaimana pun, selalu bersifat destruktif dan merusak. Dari merusak bangunan kota hingga bangunan ekonomi.
Kita Indonesia masih beruntung berada di kawasan ASEAN masih hidup dalam suasana damai. Ini modal bagus untuk membuat kita kuat menghadapi situasi dan kondisi krisis ekonomi global.
Selain kawasan ASEAN berada dalam suasana damai, Indonesia juga berada di garis khaltulistiwa. Karena letak geografis ini, matahari tidak pernah berhenti menyinari negeri ini. Kehadiran matahari begitu penting untuk pertumbuhan tanaman seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Sementara di sebagian negara Barat mengalami musim dingin, implikasinya negara-negara tropis seperti Indonesia diharapkan menjadi cadangan dan lumbung pangan masyarakat global.
Kita punya kesempatan, ada beras, jagung, dan berbagai makanan pokok yang berbasis wilayah tropika. Ini akan sangat berbeda dengan negara-negara dalam iklim dingin, mereka hanya bisa satu kali panen gandum, itu pun hanya di musim panas.
Pemanfaatan energi menggunakan batu bara juga turut menjadi nilai plus. Negara-negara Barat hingga saat ini masih menggunakan minyak dan gas sebagai sumber energi. Akibatnya, ketergantungan yang kuat pada gas untuk menghasilkan panas di musim dingin ini harganya melonjak hingga pada batas yang tidak masuk akal.
Harga gas di negara-negaa Barat melonjak tinggi, apalagi di musim dingin. Ini tentu menambah beban biaya untuk living cost. Artinya, di tengah suasana global dalam perpspektif ekonomi dan geopolitik, Indonesia relatif terjaga.
Selain optimis menghadapi krisis, indikator-indikator pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berada di sekitar 5% merupakan capaian yang baik di tengah tren pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Dengan begitu, Indonesia masih memiliki peluang lebih besar untuk dapat tumbuh lebih tinggi lagi.
Kita mengapresiasi kinerja pemerintah dan seluruh komponen masyarakat yang pada Maret 2022 berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 9,7%. Kondisi tersebut juga diikuti dengan gini rasio yang semakin rendah dan angka pengangguran yang semakin menurun.
Karenanya, menghadapi krisis 2023 ini Indonesia optimis dapat dilalui dengan baik. Optimisme diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan mampu tumbuh lebih baik lagi.
*) Dipetik dari materi Arif Budimanta dalam Pengajian PP Muhammadiyah pada Jumat 13 Januari 2023.
Advertisement