Morula IVF Surabaya, Punya Teknologi Baru untuk Bayi Tabung
Vitro Fertilization (IVF) atau yang biasa dikenal dengan bayi tabung sudah diterima sebagai salah satu teknologi reproduksi kehamilan berbantu yang dapat menjanjikan kemungkinan kehamilan terbaik di Indonesia.
Cerita-cerita mengenai keberhasilan ataupun perjuangan beberapa pasangan yang ingin memiliki anak lewat program bayi tabung pun sudah banyak beredar. Satu di antaranya, kisah presenter Tya Arietya yang berhasil mendapatkan dua anak dari program bayi tabung.
Meski demikian, masih harus ada upaya agar keberhasilan program IVF menjadi optimal. Hal itulah yang dilakukan Morula IVF Surabaya sebagai sebagai salah satu layanan bayi tabung di Surabaya dengan menghadirkan teknologi Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A).
Teknologi ini merupakan tindakan pemeriksaan kromosom pada embrio dengan teknologi Next Generation Sequencing (NGS). Pemeriksaan itu dilakukan sebelum transfer embrio atau penanaman kembali embrio ke dalam rahim.
Dr.dr. Amang Surya P, SpOG., F-MAS, dari Morula IVF Surabaya mengungkapkan, teknologi skrining embrio ini hanya bisa dilakukan dalam proses bayi tabung. Setelah terjadi pembuahan antara sel telur dan sperma dan menjadi embrio. Embrio inilah yang dilakukan PGT-A.
"Dengan tujuan meningkatkan angka keberhasilan kehamilan dengan presentase 95 sampai 98 persen, memperkecil resiko keguguran karena, embrio yang ditanamkan sudah melewati proses skrining dengan teknologi PGT-A," tutur Dr.dr. Amang Surya dalam launching teknologi PGT-A Morula IVF Surabaya, di lantai 5 National Hospital, Minggu, 1 September 2019.
Dalam proses PGT-A, Amang menjelaskan, akan dilihat dan diteliti jumlah kromosom embrio tersebut apakah normal atau tidak normal. Bila embrio normal tentu saja tingkat kehamilan lebih tinggi, janin sehat dan bayi yang akan dilahirkan nanti akan sehat.
"Inilah yang menjadi goals kami dalam proses bayi tabung. Tidak hanya sekedar hamil tapi kelahiran bayi pun akan menjadi sehat. Tentunya, juga didukung faktor yang lain selama kehamilan," kata Amang menegaskan.
Saat ditanya siapa saja yang bisa melakukan teknologi PGT-A pada embrionya, Amang mengatakan, pada dasarnya semua pasangan yang melakukan bayi tabung bisa menikmati teknologi ini, kalau memang mereka berkenan.
Tapi, ada kondisi-kondisi tertentu, ujar Amang yang memang disarankan oleh dokter untuk melakukan PGT-A. Misal, usia ibu di atas 35 tahun, memiliki genetik kelainan kromosom, atau pada anak sebelumnya terlahir dengan kelainan kromosom.