Optimalisasi Pasar Tiongkok, Menpar Sambangi Shanghai
Besarnya potensi wisatawan Tiongkok, mendapatkan perhatian serius Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Menpar melakukan kunjungan kerja ke Shanghai, Tiongkok, 4-6 Mei 2018. Menteri Arief akan mendukung program Indonesia Week 2018, sekaligus meeting dengan online travel agent terbesar Tiongkok.
Konsep Indonesia Week 2018 adalah promosi, khususnya pariwisata. Selain pariwisata, Shanghai juga strategis sebagai investor di bidang lainnya. Sebab, kota megapolitan ini juga ikut mengendalikan perekonomian Tiongkok secara umum.
“Indonesia Week ini sangat penting, terutama bagi perekonomian nasional secara global. Makanya, Pak Menteri dijadwalkan hadir di Shanghai. Kota ini memiliki peranan penting dalam membangun ekonomi Tiongkok. Dengan kemampuan ekonomi masyarakatnya, diharapkan mereka lebih aktif berkunjung ke Indonesia,” kata Deputi Pengembangan Pemasaran II, Nia Niscaya.
Dihelat di Shanghai Oriental Pearl Tower (OPT), Shanghai, Indonesia Week 2018 dibuka dengan event Indonesia Festival, 4-6 Mei. Format agenda Indonesia Festival ini diantaranya, bazaar produk ritel dan makanan-minuman Indonesia.
Panggung seni dan budaya Indonesia juga disajikan. Selain Mini Fashion Show, ada juga promosi real time. Yaitu melalui foto Komunitas Instameet Shanghai.
“Ada banyak event yang akan digelar di sana. Tujuannya, untuk mengenalkan Indonesia. Kami berharap ada penambahan daya jangkau untuk pasar. Bisa perdagangan, menarik wisatawan, bahkan investasi,” jelas Nia, diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Vinsensius Jemadu.
Mulai 4-13 Mei, Indonesia Week juga menggelar pameran foto destinasi wisata dan Festival Kuliner. Khusus Festival Kuliner, event ini akan mempromosikan beragam makanan dan kopi Indonesia. Pada rentang yang sama, digelar juga Batik Workshop and Exhibition, selain Fashion Show hingga Indonesia Goes to Campus.
“Kami akan mengoptimalkan branding. Kemenpar memberikan support penuh untuk event ini. Kami membangun booth Wonderful Indonesia secara outdoor. Kemenpar juga mengirimkan tim kesenian. Peluang ini harus dimanfaatkan karena potensi bisnisnya besar,” ujar Nia Niscaya.
Pada Indonesia Week 2017 sukses besar berhasil diraih. Program ini dihadiri 35 ribu pengunjung. Indonesia Week tahun lalu membukukan transaksi retail RMB258.342. Untuk agenda Tourism Sales Mission mendulang transaksi besar USD300.000. “Kami optimistis bisa meraih nilai transaksi lebih besar untuk tahun ini. Respon masyarakat di sana bagus,” katanya lagi.
Belum lagi, outbound wisatawan Tiongkok mencapai 130 juta orang pada 2017. Mereka menghabiskan bujet besar hingg RMB115,29 Miliar atau Rp242,109 Triliun. Mengacu data International Luxury Travel Market Asia (ILTMA), wisatawan Tiongkok paling royal berbelanja di pasar global. Kemampuan rata-rata spending mereka mencapai USD1.139 per trip atau setara Rp15,9 Juta (Kurs USD1 = Rp13.940).
“Agenda promosi di Tiongkok semakin diintensifkan. Sebab, target kunjungan mereka di tahun ini juga dimaksimalkan. Selain kemampuan spending dan arus besar outbound-nya, wisatawan Tiongkok di tahun lalu juga menjanjikan,” ujar Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Vinsensius Jemadu.
Target besar wisatawan Tiongkok untuk tahun 2018 adalah 2,037 juta orang. Jumlah ini cukup realistis, lantaran pertumbuhan wisatawan Tiongkok positif di 2017. Sepanjang tahun lalu, jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok mencapai 1,972 Juta. Angka ini tumbuh 35,75% dari tahun 2016. “Ada banyak cara yang kami lakukan untuk terus menaikkan jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok,” ungkap Vinsensius.
Selain Indonesia Week 2018, Kemenpar juga menguatkan network industrinya. Review campaign Wonderful Indonesia di platform CTRIP untuk tahun 2018 dilakukan. CTRIP merupakan online travel agent terbesar di tiongkok. Rencana pembahasan kerjasama dengan CTRIP untuk proyeksi 2019 terkait promosi Wonderful Indonesia juga dilakukan satu paket. (*)
Advertisement